BANTENRAYA.COM – Bulan Safar dalam kalender Hijriyah seringkali dianggap bulan sial.
Safar kerap dikaitkan dengan turunnya bala baik turunnya musibah, penyakit wabah dan kesialan lainnya dari atas langit
Safar kerap juga dikaitan dengan fenomena kesialan dan hal gaib dalam kepercayaan masyarajat.
Baca Juga: Sinopsis Law And The City Episode 9 Sub Indo: Tangani Kasus Baru, Mun Jeong Bakal Dibantu Hui Ji
Kiai Abdullah Syarif dari Kecamatan Pulomerak, Cilegon menyatakan, hanya kaum jahiliyah saja yang percaya dan mengaitkan kalau Safar itu merupakan bulan sial dan turunya semua penyakit dan wabah.
“Safar yang dinilai jadi bulan kesialan merupaka mitos. Hanya orang-orang jahiliah saya yang mempercayai itu,” jelasnya, Sabtu 2 Agustus 2025.
Abdullah menyampaikan, Allah tidak pernah menciptakan bulan sial.
Semua bulan merupakan kebaikan. Jika ada nasib sial maka itu merupakan ulah manusianya sendiri.
Baca Juga: Viral Gen Alpha Belajar Ngaji Gunakan Nada Lagu Sigma Boy, Netizen: Boleh Dicoba Nih
“Itu jadi ulah manusianya sendiri. Jadi kesialan itu karena sikap yang dilakukan manusianya sendiri. Tidak ada bulan yang Allah Ciptakan sial,” ujarnya.
Menurut Abdullah, saat Safar tentu dalam keseharian harus terus meningkatkan ibadah baik itu zikir, bersedakah dan berbagai kebaikan saling mengingatkan.
“Tentu harus terus meningkatkan mutu ibadah kepada Allah. Salawat dan zikir harus ditingkatkan, bersedekah dan saling mengingatkan dalam kebaikan,” pungkasnya. ***