BANTENRAYA.COM – Warga Lingkungan Sukadana 1, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, meminta pembongkaran rumahnya untuk sementara ditunda. Penundaan pembongkaran itu karena dalam waktu dekat akan menghadapi Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah, dan menghadapi penerimaan murid baru pada tahun ajaran 2025-2026.
Permintaan penundaan pembongkaran rumah ini terungkap dalam audiensi warga Lingkungan Sukadana 1 dengan Ketua DPRD Kota Serang Muji Rohman, anggota Komisi 2 DPRD Kota Serang, dan anggota Komisi 4 DPRD Kota Serang di ruang Aspirasi DPRD Kota Serang, Rabu 21 Mei 2025.
Sekadar diketahui, pembongkaran rumah warga Lingkungan Sukadana 1 lantaran menempati sempadan kali pembuang Cibanten, sekaligus dalam rangka normalisasi kali pembuang Cibanten, karena tiap musim hujan Kota Serang kerap dilanda banjir. Terdapat 224 rumah dan sebanyak 700 jiwa yang bermukim di Lingkungan Sukadana 1.
Warga Lingkungan Sukadana 1 RT 03, Nanang Nurmansyah mengatakan, usulan penudaan pembongkaran rumah warga Sukadana 1 hingga batas tertentu. “Intinya mah kita minta pembongkaran ini ditunda dulu sampai dengan waktu tertentu,” ujar Nanang, kepada Bantenraya.com.
Jika Pemkot Serang tetap memaksa merelokasi ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa), ia mengaku pihaknya tetap pada pendirian yakni menolak dengan alasan fasilitasnya kurang memadai.
Baca Juga: Pemprov Banten Mulai Petakan Ribuan Jalan Rusak di Desa dan Kabupaten
Warga Sukadana 1, kata Nanang, memohon diberikan kebijakan untuk menempati tanah eks bengkok dengan sistem sewa atau membayar secara dicicil selama dua tahun.
“Terus keduanya juga kita minta kebijakan ke pemerintah kota, supaya kita ini dimanusiakan bukan ke rusun tapi kita mengajukan coba secara sewa atau secara apresial, karena kalau secara sewa kita menyewa bayar per meter sekian berapa dari kebijakan pemerintah. Kalau warga itu ada lahan, kita bangun rumah walaupun hanya dengan semperan,” katanya.
Ia menjelaskan, warga Lingkungan Sukadana 1 menolak direlokasi ke Rusunawa karena fasilitasnya kurang memadai.
“Karena ya Rusunawa itu kita di atas itu karena kita banyak lansia, banyak anak-anak. Fasilitas di sana kurang. Nggak ada buat main anak-anak. Paling di bawah. Kalau di atas nggak ada. Terus pakai tangga. Yang namanya tangga 10 lantai gimana jalannya terus tidak nyaman, terus dinding-dinding masih banyak yang bocor kalau mereka buang air kecil atau besar pada netes. Pokoknya tidak layak,” ungkap Nanang.
Nanang bersama seluruh warga Sukadana 1 tidak melakukan perlawanan, andai usulannya tidak direalisasikan Pemkot Serang. “Ya kemungkinan tindakan warga pasrah aja,” tutur dia.
Baca Juga: Prosesi Pemakaman Suami Najwa Shihab Disertai Hujan Deras, Quraish Shihab: Bagi Saya…
Nanang menerangkan, warganya ngotot meminta kebijakan Pemkot Serang agar dapat sewa tanah eks bengkok, ketimbang mengambil perumahan di developer.
“Karena kalau developer tahu sendiri kita pembayaran di atas 1 juta sementara masyarakat kami itu buruh serabutan paling cukup sehari bekerja untuk makan. Kalau sewa kan bayarnya murah terus bisa jadi hak milik juga nantinya,” pungkasnya. (***)