BANTENRAYA.COM – Dinas Pekejaan Umum dan Penataan Ruang atau DPUPR Kabupaten Serang mengaku kesulitan membangun tempat pengelolaan sampah akhir atau TPSA karena adanya penolakan dari warga.
Namun pihak DPUPR Kabupaten Serang terus berupaya mewujudkan TPSA di Kecamatan Mancak.
Kepala Bidang Sanitasi dan Air Minum DPUPR Kabupaten Serang Mochamad Ronny Natadipradja mengatakan, seharusnya pada tahun 2025 ini sudah masuk tahap sosialisasi untuk pembangunan TPSA kepada masyarakat di Desa Sigedong, Kecamatan Mancak.
“Saat ini kita masih menyelesaikan langkah-langkah yang sudah dilaksanakan dari tahun kemarin. Di tahun kemarin itu tidak selesai karena pengadaan lahan masih proses sosialisasi namun belum terlaksana. Kita akan melakukan sosialisasi di awal tahun 2025 ini,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 8 Januari 2025.
Baca Juga: Akun Instagram BPBD Kota Cilegon Diretas, Tawarkan Giveaway Iphone 15 Pro Max
Ia menjelaskan, nantinya dalam melaksanakan sosialisasi akan melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah atau OPD agar masyarakat dapat memahami dari segi pembangunan dan dampaknya.
“Kita pengennya secepatnya melakukan sosialisasi ini, tapi anggara di tahun ini belum ada. Untuk sosialisasi kita mengerahkan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Kesehatan karena dari hasil studi kelayakan masih banyak masyarakat yang menolak,” tuturnya.
Ronny menuturkan, penolakan dari masyarakat masih sering terjadi lantaran keberadaan TPSA dianggap masyarakat dapat merugikan wilayah mereka.
“Penolakan masih sering terjadi tapi ada yang menerima dengan syarat. Jika dibangun mereka ingin dipenuhi segala kebutuhannya, seperti air bersih, sanitasinya, dan yang lainnya,” paparnya.
Baca Juga: 9 Pekerja di Kabupaten Pandeglang Kehilangan Pekerjaan Selama 2024, Ini Penyebabnya
Ia mengungkapkan, alasan dipilihnya Desa Sigedong sebagai lokasi pembuatan TPSA lantaran saat ini masyarakat hanya mendapatkan imbasnya dari lokasi TPSA Bagendung milik Pemkot Cilegon.
“Lokasinya sangat dekat dengan TPSA Bagendung. Kita miris jika melihat warga kita hanya menikmati dampaknya saja tanpa ada konpensasi. Kalau TPSA yang akan kita bangun memanfaatkan tenaga kerja lokal,” katanya.***