BANTENRAYA.COM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten atau BI Banten Ameriza M Moesa menilai, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Banten diibaratkan seperti kondisi mobil yang melaju lambat namum kondisi mesin panas.
Biasanya, kata Ameriza, tingginya pertumbuhan ekonomi sejalan dengan naiknya angka inflasi.
Hal berbeda terjadi di Provinsi Banten, di mana pertumbuhan ekonomi Banten tumbuh melambat sebesar 4,51 persen, dibandinggkan tahun sebelumnya sebesar 4,66 persen, sedangkan tingkat inflasi secara tahunan konsisten berada di angka 3,42 persen.
“Kalau secara teori ekonomi tumbuh tinggi biasanya inflasi juga naik, sedangkan Banten tidak, inflasi tinggi adalah kalau yang ekonominya tumbuh pesat, ibarat mobil dan mesin, mobilnya berjalan pelan namun mesinnya panas,” kata Ameriza dalam Taklimat Media Provinsi Banten di salah satu restoran di Kota Serang, Senin 13 Mei 2024.
Baca Juga: Tukang Tambal Ban di Ciruas Nyambi Jual Tuak, Polsek Amankan 2 Ember dan 1 Jerigen
Ameriza melanjutkan, penyebab utama hal tersebut terjadi karena pertumbuhan ekonomi Banten terlalu bergantung terhadap sektor industri pengolahan atau manufaktur. Sektor ini berkontribusi terhadap sepertiga perekonomian Banten atau sebesar 30 persen.
“Begitu sektor ini terganggu kita terdampak besar, berbeda dengan Jawa Barat meskipun industrinya besar tapi ditopang oleh sektor lain yang juga besar, seperti pariwisata, hotel restoran, kemudian perkebunan,” jelas Ameriza.
Hal tersebut juga berkaitan dengan tingkat pengangguran di Banten yang tinggi, saat ini Banten menjadi Provinsi urutan pertama dengan angka pengangguran terbanyak se Indonesia.
“Karena industri ini kan padat karya, sehingga mampu menyerap tenaga kerja kalau produksinya turun dampak nya signifikan, oleh sebab itu Banten menjadi daerah yang sering mencatat pengangguran tertinggi,” paparnya.
Oleh sebab itu lanjut Ameriza, Provinsi Banten harus mencari sektor pertumbuhan ekonomi yang baru. Misalnya dengan memaksimalkan potensi pariwisata atau mengawinkan industri dengan pertanian menjadi agro industri.
“(Dimungkinkan) Dengan membuka pusat perdagangan, seperti di Alam Sutera BSD bukan lagi bergantung pada industri pengolahan,” ucapnya.
Sementara itu, Ekonom Senior KPw BI Provinsi Banten Muhammad Lukman Hakim memperkuat, pertumbuhan ekonomi Banten berada di posisi pertumbuhan ekonomi secara nasional ataupun area Pulau Jawa.
“Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa itu 4,87 persen, sedangkan secara nasional 5,11 persen. Kami proyeksi di tahun 2024 ekonomi provinsi Banten bisa tumbuh di kisaran angka 4,7 persen sampai 5,5 persen,” tukas Luman.***