BANTENRAYA.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DP3APK2KB Kota Cilegon mengungkapkan tingginya kasus stunting di kota Baja.
Pola asuh yang tidak tepat dianggap menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di Kota Cilegon.
Bahkan, pola asuh yang salah itu menempati urutan tertinggi penyebab stunting setelah tingkat pendidikan rendah dan ekonomi.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala DP3AP2KB Kota Cilegon, Lia Nurlia Mahatma usai kegiatan Diseminasi II Audit Stunting Kota Cilegon di Aula Diskominfo Kota Cilegon, Senin 27 November 2023 lalu.
Baca Juga: Masa Kampanye Pemilu 2024, Ini Tempat-tempat yang Dilarang untuk Memasang APK di Pandeglang
Menurut Lia, fakta itu didapat setelah pihaknya mendapat laporan dari Tim Percepatan Penurunan Stunting atau TPPS yang melakukan penelitian langsung kepada masyarakat.
“Kalau dari psikolog bagaimana pendekatan kepada masyarakat untuk mengetahui saat ada sebuah kasus di masyarakat yang tadi sudah dilaporkan kebanyakan adalah di pola asuh. Pola asuh yang paling banyak, kemudian pendidikan yang rendah, dan ekonomi,” katanya.
Lia menjelaskan, hal yang menyebabkan para orang tua melakukan pengasuhan yang tidak tepat terhadap anak-anaknya itu lantaran minim pengetahuan terkait pola asuh anak yang baik dan benar.
“Terus dari dokter anak juga memang benar adanya kaitan dengan anak-anak ini diasuh oleh ibu-ibunya itu asal ada yang mengikuti keinginan anak aja, supaya anaknya diam, anteng yang sebetulnya tidak seperti itu,” ujarnya.
Baca Juga: Turun Gunung Bawa Kabar Baik, Anggota DPR RI Hasbi Asyidiki Ikut Salurkan Bansos Rp380 M ke Lebak
Oleh karena itu, agar angka stunting di Kota Cilegon tidak semakin bertambah yang disebabkan pola asuh anak yang tidak tepat, DP3AP2KB berkomitmen terus melakukan intervensi kepada masyarakat dengan memberikan edukasi tentang pola asuh yang tepat.
“Itu yang memang kita harus terus mendampingi untuk masyarakat, orang tua untuk bagaimana bisa merubah daripada pola asuh dan bagaimana mindset mereka pentingnya terhadap pola asuh itu dalam mengasuh anak-anak, khusunya dalam pola makan,” ucapnya.
“Ini yang memang akan terus kita coba untuk intervensi, mudah-mudahan angka stunting kita di tahun ke depan apa yang diharapkan oleh ketua Tim Pembina tadi bisa menurun dengan cepat,” tambah Lia.
Untuk diketahui, saat ini jumlah kasus stunting di Kota Cilegon terdapat 944 anak. Berbagai upaya dan program dari Pemkot Cilegon telah diluncurkan untuk menurunkan angka kasus stunting.
Program untuk menurunkan angka kasus stunting yang telah diusung salah satunya adalah dengan menobatkan 44 orang tua asuh anak stunting dari kalangan pejabat Pemkot Cilegon.***