BANTENRAYA.COM – Tercatat Sebanyak 186 kasus Human Immunodeficiency Virus atau HIV ditemukan di Kabupaten Pandeglang.
Kasus HIV tersebut tersebar di beberapa kecamatan, dengan angka kasus tertinggi berasal dari Kecamatan Cimanggu, Sobang, dan Panimbang.
Dari 186 kasus orang terpapar HIV tersebut, 90 diantaranya berasal dari kelompok Laki-laki Seks Laki-laki atau LSL.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Pandeglang Dian Handayani.
Baca Juga: Kereta Api Rangkasbitung- Labuan Bakal Dihidupkan Kembali, Rel Banyak yang Beralih Fungsi
Menurutnya, angka tersebut berasal dari laporan tiap puskesmas se-Kabupaten Pandeglang.
“Kaget juga melihat mayoritas penyumbang angka HIV dari kelompok LSL itu. Sebelumnya saya 12 tahun menangani kasus HIV di Pandeglang itu faktor pemicu terbanyaknya dari ibu hamil, tapi sekarang bergeser ke kelompok tersebut,” kata Dian kepada Bantenraya.com pada Selasa, 7 November 2023.
Kelompok LSL memang lebih rentan terpapar HIV.
Hal tersebut dikarenakan kelompok LSL melakukan hubungan seks melalui anal dan oral tanpa alat kontrasepsi.
Baca Juga: 8 Ide Kegiatan di Hari Pahlawan Untuk Anak Sekolah, Dijamin Seru dan Edukatif!
Selain itu, stigma negatif dari masyarakat membuat kelompok tersebut enggan melakukan pengecekkan HIV.
Dian mengatakan untuk orang dengan positif HIV, orang tersebut biasanya diberi ARV atau anti retro viral untuk dikonsumsi.
ARV ini nantinya yang akan membuat virus penyebab HIV bisa tetap terkontrol.
“Untuk yang positif seumur hidup mereka harus mengonsumsi ARV. Jadi pertumbuhan virus HIV bisa ditekan dan mereka bisa beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Ditambahkan Dian, setidaknya ada lima faktor pemicu penyebaran HIV sendiri.
Diantaranya aktivitas seks yang tidak sehat, ibu bersalin, ibu menyusui, transfusi darah, dan penggunaan narkoba dengan jarum suntik.
“Pekerja seks dan orang yang menggunakan jasanya jelas sangat rentan. Apalagi yang memang LSL,” jelasnya.
“Kami juga dari pemerintah melalui puskesmas biasanya melakukan pengecekkan terhadap para pekerja seks di lokalisasi. Tapi untuk yang gay seperti itu kan susah karena sangat tertutup,” ujarnya.
“Ada juga ibu hamil, kemudian penderita TBC, orang dengan penyakit kelamin seperti sifilis dan lain-lain serta warga binaan juga yang menggunakan narkoba itu kami pasti lakukan skrining,” tambahnya.
HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
“Mereka yang positif HIV tentu harus segera ditangani sebelum memasuki fase aids. Jika sudah memasuki fase aids, kekebalan tubuh mereka benar-benar sudah hilang sehingga sangat rentan terkena kematian,” ungkap Dian.***