BANTENRAYA.COM – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Tangerang yang tergabung dalam Aliansi BEM Banten Bersatu melaksanakan aksi demonstrasi sebagai bentuk evaluasi terhadap 100 hari kepemimpinan Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid. Rabu, 4 Juni 2025.
Koordinator Aliansi BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto menyikapi 100 hari pertama pemerintahan adalah waktu yang krusial untuk menunjukkan arah kebijakan.
Serta 100 hari pertama pemerintahan juga sebagai bentuk komitmen terhadap janji politik dan kecepatan dalam merespons kebutuhan bagi masyarakat.
Baca Juga: Mulai Tayang 19 Juni 2025 di Bioskop, Inilah Sinopsis dan Daftar Pemain Film Jalan Pulang
“Akan tetapi, hingga saat ini, kami menilai bahwa kinerja Bupati Tangerang di 100 hari pertama pemerintahan itu masih jauh dari harapan masyarakat,” kata Bagas Yulianto.
Aksi yang dilaksanakan oleh Aliansi BEM Banten Bersatu Wilayah Tangerang ini menjadi catatan kritis atas kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang dinilai belum menunjukkan langkah konkret dalam menyelesaikan persoalan-persoalan krusial di wilayah tersebut.
Mahasiswa menyuarakan kekecewaan yang mendalam atas absennya Bupati dan Wakil Bupati Tangerang dalam menerima massa aksi, yang akhirnya hanya difasilitasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, bersama beberapa kepala dinas.
Baca Juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, BRI Tegaskan Komitmen melalui Program BRI Menanam
Turut hadir dalam pertemuan dengan massa aksi dari Aliansi BEM Banten Bersatu Wilayah Tangerang tersebut, antara lain;
– Sekda Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja
– Kadis BPBD, Tapsut Sudrajat
– Plt. Sekdis, Farizal
– Kadis DLHK, Fachrul
* Perwakilan Dinas Pendidikan, Agus
* Staf Khusus, Muchamad
Baca Juga: Terbukti Aniaya Suami, Bidan asal Serang Dihukum 3 Bulan Penjara
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan Aliansi BEM Banten Bersatu Wilayah Tangerang, Akhmad Nawawi, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar simbolik.
Akan tetapi, sebuah desakan yang nyata agar Pemkab Tangerang segera menindaklanjuti berbagai persoalan yang disuarakan oleh mahasiswa.
Aliansi mahasiswa membawa sebanyak 9 tuntutan utama, antara lain:
Baca Juga: Mobil Dinas Pejabat Jakarta Masuk Jalur Busway Transjakarta, Netizen: Republik Lawak
1. Mendesak transparansi proyek PIK 2
2. Mendesak pengesahan Perbub No. 12 Tahun 2022 menjadi Perda, serta pencopotan Kadishub yang dinilai lalai menjalankan tugas
3. Tindakan tegas terhadap maraknya parkir liar truk tanah
4. Pemberantasan praktik percaloan administrasi kependudukan dan catatan sipil
5. Penyelesaian proyek-proyek infrastruktur yang mangkrak
6. Pencopotan Kepala DLHK karena gagal dalam pengelolaan dan pengawasan sampah di TPA Jatiwaringin
7. Realisasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah Dasar (BOSDA)
8. Rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang rusak
9. Penanganan serius terhadap angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang
Sebagai langkah konkret, mahasiswa meminta Sekda Soma Atmaja menandatangani pakta integritas atau nota kesepahaman (MoU) sebagai bentuk komitmen untuk memfasilitasi pertemuan langsung dengan Bupati guna menyerahkan naskah akademik yang telah disusun oleh Aliansi BEM Banten Bersatu se-Kabupaten Tangerang.
Baca Juga: Proses Seleksi Sekda Banten Dimulai Hari Ini, Lima Kandidat Masuki Tahap Akhir
Aksi ini mencerminkan meningkatnya kesadaran kritis generasi muda dalam mengawal jalannya pemerintahan daerah, dan menjadi peringatan bagi Pemkab Tangerang bahwa kepercayaan publik hanya dapat dijaga melalui transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. ***