BANTENRAYA.COM – Warga Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu menyoroti perawatan atau reboisasi Gunung Pinang oleh Perhutani yang dinilai tidak dilakukan dengan serius paska dilakukan pembabatan untuk pengembangan wisata.
Pasalnya, bibit pohon yang sudah ditanam di lahan yang gundul dibiarkan mengering.
Ketua Karang Taruna Desa Pejaten Agung Saeful mengaku sangat menyayangkan perawatan hutan Gunung Pinang yang dilakukan hanya sebagai simbolis semata.
Baca Juga: Terinspirasi Kebijakan KDM, Wagub Banten Usul Anak Tawuran Dikirim ke Asrama Militer
“Kemarin teman-teman ke atas memantau langsung ke lokasi yang dibabat, tapi sayangnya pondasi yang sudah terpasang belum juga dibongkar. Kemudian pohon yang sudah ditanami terlihat tidak terawat,” ujarnya, Kamis (15/5).
Ia menjelaskan, banyak hasil tebangan pohon yang dibawa menggunakan mobil pick up walaupun belum diketahui pasti kemana potongan kayu tersebut dipindahkan.
“Kita juga mempertanyakan hasil tebangan pohonnya yang hilang, padahal pihak Perhutani sendiri pernah ngomong hasil tebangannya hanya ditumpuk di lokasi,” katanya.
Baca Juga: Aturan Tak Tertulis Terabaikan, Pentolan Warung Madura di Banten Minta Perantau Bersatu
Pihaknya juga menemukan bekas tebangan pohon yang berukuran besar di area pengembangan wisata Gunung Pinang sehingga mengakibatkan area tersebut menjadi gundul.
“Teman-teman juga sudah melihat bahwa ada bekas tebangan pohon yang ukurannya sudah lumayan besar. Padahal pihak Perhutani sempat mengatakan yang ditebang adalah pohon yang ukurannya kecil saja,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, banyak warga juga yang mengeluh akibat minimnya koordinasi yang dilakukan oleh Perhutani dengan masyarakat Desa Pejaten.
“Waktu menanam juga mereka enggak koordinasi sama kita, padahal dari warga sendiri banyak yang ingin menjaga dan merawat Gunung Pinang. Kita pengen ikut menanam karena apapun yang terjadi pasti kita yang kena imbasnya,” paparnya.
Sementara, Ketua Ikatan Mahasiswa Kramatwatu Muhammad Wifqil Hikam terus mendorong Perhutani untuk bersama-sama merawat hutan Gunung Pinang.
“Kemarin (14/5) kita ke lokasi untuk mencoba follow up terkait reboisasi. Tapi hasilnya terdapat bibit pohon yang mati dan kering akibat kurangnya perawatan,” ujarnya. ***