BANTENRAYA.COM – Dalam rangka meningkatkan toleransi antar umat berada di lingkungan sekolah, SMAN 1 Cikande menggelar Belajar di Sekolah tentang Damai (Bersemai).
Kepala SMAN 1 Cikande Mulyadi mengatakan, di sekolahnya terdapat 96 peserta didik yang beragama non muslim. Mereka kebanyakan beragama Kristen dan Katholik.
Menurutnya, untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik non muslim, SMAN 1 Cikande memberikan wadah kokurikuler dengan mengangkat guru khusus.
Baca Juga: Persis Solo Promosi Liga 1 Menjadi Kado Terindah Kaesang Pangarep di Akhir Tahun 2021
Guru khusus akan bertindak sebagai pembina dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar satu kali dalam satu pekan.
“Peserta didik Kristen tergabung dalam wadah Rohani Kristus (ROKRIS), sementara peserta didik muslim ada wadah Rohani Islam (ROHIS),” ujarnya.
Dalam upaya untuk menjaga toleransi guna menciptakan sekolah yang damai, lanjut Mulyadi, pihak sekolah bekerjasama dengan Peace Generation Banten menyelenggarakan acara Bersemai.
Baca Juga: Ditunjuk Anies, Ahmad Sahroni jadi Ketua Pelaksana Formula E: Kenapa Saya Pak?
Ia mengaku, kegiatan tersebut diinisiasi oleh peserta didik bersama dengan pengurus Peace Generation Banten.
Tujuannya, untuk menanamkan rasa toleransi antar umat beragama di lingkungan SMAN 1 Cikande.
“Saya berharap kegiatan ini bisa menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan mampu menciptakan kedamaian antar umat beragama sejak usia sekolah,” harapnya.
Baca Juga: Beda Tipis! Rekor Pertemuan Indonesia Vs Thailand di Piala AFF
Ketua Panitia Kegiatan Ananda Mudzdalifah menyampaikan, kegiatan ini salah satu upaya Peace Generation Banten untuk menanamkan rasa toleransi kepada peserta didik di lingkungan sekolah.
Ia menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan satu hari dari pagi hingga sore hari, dengan menghadirkan Rohani Kristen dan Islam.
Sedangkan jumlah peserta sebanyak 30 orang dengan rincian 15 muslim dan 15 non muslim.
“Tema yang kami angkat ada dua yaitu berbeda keyakinan tidak bermusuhan dan laki perempuan sama-sama manusia,” ujarnya.
Menurutnya, materi yang disampaikan adalah menanamkan nilai-nilai toleransi dengan keberagaman beragama yang baik dan benar, dan menghilangkan perasangka buruk tentang perempuan dan laki-laki. ***

















