BANTENRAYA.COM – Sedang viral seorang mantri melakukan suntik mati kepada Kades Curuggoong.
Ternyata jenis suntik mati yang digunakan sang mantri kepada Kades Curuggoong, biasa digunakan untuk hewan.
Simak terus untuk mengetahui jenis suntik mati yang digunakan sang mantri demi membunuh Kades Curuggoong.
Baca Juga: Update Awan Panas Gunung Merapi, Puncak Masih Keluarkan Api dengan Status Siaga
Sedikit informasi, kejadian pembunuhan menggunakan suntik mati ini terjadi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Motif sementara sang mantri membunuh Kades Curuggoong tersebut, karena terbakar emosi.
Lalu jenis suntik mati apa yang digunakan sang mantri? Ini yang dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Mengetahui Dirinya Viral di Indonesia, Daniel Soekarno Bilang Begini
Suntik mati ternyata prosedur yang dilakukan oleh dokter hewan untuk mematikan binatang yang sakit atau untuk tujuan eutanasia.
Meskipun prosedur ini kontroversial, namun kadang-kadang diperlukan untuk meminimalkan penderitaan hewan yang sakit atau terluka parah.
Prosedur suntik mati dilakukan dengan menggunakan obat bius yang sangat kuat, menyebabkan hewan kehilangan kesadaran dan kemudian meninggal dunia.
Baca Juga: Konser Padi Reborn di Kota Cilegon Sumbang Pendapatan Daerah Ratusan Juta
Berikut ini adalah beberapa jenis suntik mati yang digunakan oleh dokter hewan:
1. Suntik mati intravena (IV)
Suntik mati intravena adalah jenis suntik mati yang paling umum digunakan oleh dokter hewan. Proses ini dilakukan dengan memasukkan obat bius langsung ke dalam vena hewan menggunakan jarum suntik. Obat bius yang digunakan biasanya mengandung pentobarbital, yang sangat efektif dalam mematikan hewan dalam hitungan detik.
Baca Juga: Buruan Daftar! Ini Cara Pendaftaran dan Persyaratan Mudik Gratis Kemenhub 2023 yang Dibuka Hari Ini
2. Suntik mati intrakardial (IC)
Suntik mati intrakardial adalah prosedur suntik mati yang dilakukan dengan memasukkan obat bius langsung ke dalam jantung hewan yang sedang diposisikan oleh dokter hewan. Obat bius ini menghasilkan kematian yang cepat dan nyaris instan. Jenis suntik mati ini jarang digunakan karena prosesnya sangat tidak nyaman bagi hewan dan juga dokter hewan.
3. Suntik mati intramuskular (IM)
Suntik mati intramuskular adalah jenis suntik mati yang jarang digunakan karena obat bius yang digunakan tidak seefektif obat bius pada suntik mati intravena. Proses ini dilakukan dengan menyuntikkan obat bius langsung ke dalam otot hewan yang sedang diposisikan oleh dokter hewan.
4. Suntik mati inhalasi
Suntik mati inhalasi adalah jenis suntik mati yang dilakukan dengan memberikan obat bius yang dihirup oleh hewan. Obat bius yang digunakan biasanya mengandung karbon dioksida atau nitrogen, yang menyebabkan hewan mengalami kekurangan oksigen dan meninggal dalam waktu yang singkat.
Baca Juga: Ditolak Keras AS, Usai Usulkan Rencana Uji Coba Perusahan Elon Musk Tanam Cips di Otak Manusia
Setiap jenis suntik mati memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Suntik mati intravena dan intrakardial adalah jenis suntik mati yang paling efektif dan umum digunakan oleh dokter hewan.
Sedangkan suntik mati intramuskular dan inhalasi lebih jarang digunakan karena kurang efektif dan lebih tidak nyaman bagi hewan.
Baca Juga: Sedih Diceritain Mah! Sampai Sekarang, Perempuan Masih Alami Diskriminasi dan Bias Gender
Namun, penting untuk diingat bahwa suntik mati harus selalu dilakukan oleh dokter hewan yang terlatih dan berpengalaman, juga harus dipertimbangkan dengan cermat dalam setiap kasus.
Keputusan untuk melakukan suntik mati harus diambil dengan bijak, dan harus memperhatikan kondisi kesehatan hewan dan kualitas hidupnya.***