BANTENRAYA.COM – Hasil panen padi di Kota Cilegon pada 2022 menurun dibandingkan tahun 2021.
Penunrunan produktivitas hasil panen padi mencapai 233 ton.
Kepala Seksi Hortikulutura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kota Cilegon Sutisna mengatakan, produktivitas panen padi pada 2022 menurun dibandingkan 2021.
Pada 2021 hasil panen padi di Kota Cilegon sebesar 11.687 ton gabah kering giling.
Sementara pada 2022 hasil panen padi di Kota Cilegon hanya sebesar 11.454 ton gabah kering giling.
“Luas tanam padi juga ada penurunan pada 2022 dibandingkan 2021. Di 2021, luas tanam padi 2.221 hektar, 2022 hanya di angka 1.785 hektare. Penunrunan luas tanam padi sebesar 436 hektare,” katanya, Jumat 17 Februari 2023.
Baca Juga: Menang Tipis, AS Roma Geser AC Milan di 3 Besar Klasemen Sementara Serie A
Dikatakan Sutisna, meski jumlah produktivitas dan luas tanam padi berkurang, namun provitas pertanian padi meningkat pada 2022.
“Artinya pada 2021 luas lahannya 2.221 menghasilkan 11.687 ton, sedangkan 2022 luas lahan hanya 1.785 hektare dapat menghasilkan 11.454 ton,” ungkapnya.
“Provitasnya pada 2021 5,7 ton per hektare, kalau di 2022 5,9 ton per hektare. Luas tanamnya berkurang banyak, tapi produktivitasnya hanya berkurang sedikit,” kata Sutisna.
Baca Juga: Banten Open Downhill 2023, Rencananya Diikuti Atlet dari Luar Negeri dan Luar Banten
Menurut Sutisna, adanya penurunan produktivitas padi bukan hanya karena berkurangnya luas tanam saja.
Melainkan ada faktor lain seperti halnya adanya serangan Organisme Pengganggu Tanama atau OPT, indeks pertanian dari 2 kali tanam dalam setahun menjadi 1 kali tanam dalam setahun.
“banyak faktor kalau soal berkurangnya produktivitas hasil pertanian,” katanya.
Baca Juga: Jalan Mandalawangi-Kadubungbang Pandeglang Ambles Dibiarkan Berlubang, Butuh Perbaikan
Sutisna menerangkan, beras hasil pertanian di Kota Cilegon diklaim sebagai beras premium.
“Kita ada sumbangsih kita kepada para petani dalam penggunaan benih unggul, tahan penyakit, tahan hama,” ujarnya.
“Kita juga akan terus mendorong provitas, meski luas lahan menyempit tapi produktivitas kita dorong,” ucapnya.
Baca Juga: 10 Tema Pesantren Kilat Bulan Ramadhan yang Friendly dan Cocok Diterapkan di TK, SD, SMP hingga SMA
Sutisna menerangkan, jika berkurangnya lahan pertanian lantaran alih fungsi lahan.
“Sekarang itu sawah kita dari dulu berdirinya Kota Cilegon 1999, itu lahan bau sawah 2.500 hektare, kini 1.383 hektare. Adanya alih fungsi lahan berubah jadi pemukiman sama pembangunan seperti jadi jalan,” ucapnya.
Sekretaris DKPP Kota Cilegon AH Junaedi mengatakan, pihaknya terus melakukan pemberdayaan kepada petani-petani di Kota Cilegon.
Baca Juga: Nasib Rano Karno Maju Untuk Gubernur Banten Tunggu Keputusan Dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
“Kita punya 9 tenaga penyuluh pertanian, kita juga ada upaya seperti urban farming, menanam padi dan sebagainya agar DKPP ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Cilegon pada umumnya,” katanya.
“Ada juga stimulus bantuan pupuk maupun peralatan pertanian, untuk petani semangat mngembangkan pertaniannya, tapi sifatnya dari kita dorongan ya biar semangat para petani kita,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika untuk mencukupi konsumsi beras di Kota Cilegon sangat tidak cukup dari produksi pertanian di Kota Cilegon.
“Selama ini dari luar, dari Karawang, dari Serang ke Cilegon,” tuturnya. ***



















