BANTENRAYA.COM – Belakangan ini kasus kematian satu keluarga di Kalideres masih menjadi perhatian publik.
Pasalnya, kematian satu keluarga di Kalideres yang diduga karena kelaparan tidak masuk akal.
Karena dilihat dari aset yang dimiliki oleh satu keluarga itu senilai 3,8 Miliar, dan tinggal di perumahan elit.
Selain itu, pihak keluarga yang berkaitan mengungkapkan bahwa tidak mungkin kelaparan menjadi penyebeb kematiannya.
Sehingga banyak warganet yang menduga bahwa penyebab kematian satu keluarga di Kalideres bukanlah kelaparan.
Melainkan satu keluarga di Kalideres tersebut diduga menganut sekte apokaliptik.
Baca Juga: Berikut 5 Negara yang Pernah Kena Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia
Lantas apa itu sekte Apokaliptik? Sekte sesat yang diduga penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.
Apokaliptik adalah istilah untuk memberi gambaran zaman baru yang dimulai dengan kehancuran.
Apokaliptik kerap dikaitkan dengan hari akhir atau kiamat. Di mana paham Apokaliptik ini terdapat dalam konteks alkitab.
Baca Juga: Menang atas Fulham di Premier League, 4 Pemain Ini Harus Dibuang Manchester United
Dikutip Bantenraya.com dari journal.drikarya.ac.id paham Apokaliptik berfokus pada perkara-perkara yang berhubungan dengan akhir zaman.
Seperti kapan dunia ini berakhir dan kejahatan disingkirkan untuk selamanya melalui intervensi Allah, kapan dunia baru mulai dan semua orang mati dibangkitkan untuk pengadilan akhir.
Era dunia baru akan mulai dengan berlakunya ganjaran abadi, bagi orang jahat maupun orang baik.
Penganut sekte Apokaliptik memilih untuk mati dengan cara-cara ekstrem. Karena dalam kepercayaan mereka hal ini lah yang membuat mereka cepat bertemu dengan “keabadian’ di akhirat.
Tak hanya itu, para pengantu Apokaliptik percaya bahwa setiap indovidu dapat memilih cara kematiannya sendiri.
Hal ini merujuk kepada bunuh diri masal yang kini juga merenggut nyawa puluhan orang di Amerika Serikat seusai melakukan proses menuju kematian dengan cara-cara ekstrem, seperti memakan sosis dengan komposisi obat-obatan tertentu yang dosisnya tinggi.
Baca Juga: Bank Dunia Beri Dukungan, G20 dan Keketuaan ASEAN Jadi Modal Indonesia Terapkan Transisi Energi
Kepercayaan yang muncul di abad ke-2 ini awalnya dikemukakan oleh umat agama Kristen dalam Wahyu kepada Yohanes di Perjanjian Baru.
Ketakutan penganut sekte ini untuk menghadapi kiamat juga membuat mereka percaya bahwa mereka akan lebih baik jika mati sebelum menemui kiamat.
Sehingga banyak dari mereka yang memilih mengasingkan diri dari kerabat, tetangga, dan kenalan lainnya untuk menghindari pengaruh dari orang sekitar yang dapat menahan aksi ekstrem mereka tersebut.
Baca Juga: Walikota Syafrudin Masuk Nominasi Untuk Mendapat Penghargaan Anugerah Dwija Praja Nugraha 2022
Maka dari itu, para penganut sekte Apokaliptik kebanyakan seorang yang kurang bersosialisasi dengan orang lain.***