BANTENRAYA.COM – Bulan November 2022 bakal terjadi banyak fenomena astronomi yaitu terjadinya hujan meteor dan Gerhana Bulan Total.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menginformasikan kepada publik Indonesia terkait fenomena astronomi yang bakal banyak terjadi pada bulan November 2022, terkhusus hujan meteor dan Gerhana Bulan Total.
Untuk Gerhana Bulan Total bakal terjadi sekali yaitu pada 8 November 2022, sedangkan hujan meteor akan terjadi 5 kali selama bulan November 2022.
Baca Juga: Bos MNCTV Protes Keras Usai Siaran TV Analog Berhenti di Jabodetabek
Dikutip Bantenraya.com dari laman LAPAN, Gerhana Bulan total pada 8 November 2022 terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik. Adapun durasi umbra (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Sementara itu, untuk hujan meteor selama bulan November 2022 ada dua fenomena hujan meteor.
Dua hujan meteor ini, sebagaimana dilansir dari akun Instagram @lapan_ri, tidak terganggu oleh interferensi cahaya alami dari Bulan, yakni Alfa Monocerotid dan Orionid November.
Baca Juga: Baladika Open Championship, Cara Kopassus Jaring Bibit Penembak Unggul
“Sedangkan tiga sisanya mengalami interferensi cahaya alami dari Bulan, yakni Andromedid, Taurid Utara dan Leonid,” tulis akun Instagram LAPAN RI.
Berikut waktu dan tanggal untuk dapat mengamati hujan meteor yang terjadi selama bulan November 2022, sebagaimana laporan dari LAPAN RI.
1. Andromedid: 5 November 2022, pukul 18.30 sampai 6 November 2022, pukul 04.30.
Baca Juga: Cara Mengatasi Pilek dan Demam Pada Bayi Tanpa Obat, Dijamin Langsung Sembuh
2. Taurid Utara: 12 November 2022, pukul 18.30 sampai 13 November 2022, pukul 05.30.
3. Leonid: 18 November 2022, pukul 00.30 sampai 18 November 05.30.
4. Alfa Monocerotid: 21 November 2022, pukul 22.00 WIB sampai 22 November 2022, pukul 05.30.
Baca Juga: SERU! Link Streaming Preman Pensiun 7 Episode 10A: Toni Belum Puas Balas Dendam, Taslim Mulai Panik
5. Orionid November: 28 November 2022, pukul 20.00 sampai 29 November 2022, pukul 05.30.
LAPAN RI mengatakan bahwa untuk mengamati hujan meteor ini tidak diperlu menggunakan bantuan alat optik.
“Cukup dengan mata saja,” tukas LAPAN RI.***