BANTENRAYA.COM – Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo melayangkan surat terbuka kepada pemerintah, Jumat 4 November 2022.
Hary Tanoesoedibjo protes terkait kebijakan pemerintah soal Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog per 2 November 2022.
Yang membuatnya menjadi gempar, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan adanya ancaman dari Menkopolhukam Mahfud MD agar MNC Group segera mematikan siaran TV analog.
Baca Juga: Profil Singkat 5 Tokoh yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November Mendatang
Terbaru, Hary Tanoesoedibjo kembali mengeluarkan pernyataan dan menyebut jika kebiajkan penghentian siaran TV analog janggal secara hukum.
Selain itu, kebiajkan tersebut juga menguntungkan pada produsen atau penjual set top box (STB) TV digital.
Untuk mengenal Hary Tanoesoedibjo lebih dekatm berikut adalah profil darinya yang merupakan salah satu konglomerat asal Indonesia dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber.
Hary Tanoesoedibjo lahir di Surabaya pada 26 September 1965 dari pasangan Ahmad Tanoesoedibjo (ayah) dan Lilek Yohana (ibu).
Hary Tanoesoedibjo merupakan bungsu dari 6 bersaudara kakaknya adalah Hartono Tanoesoedibjo, Haryanto Tanoesoedibjo, Ratna Endang Hartatiek Tanoesoedibjo.
Ratna Endang Soelistyowati Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo.
Saat ini Hary Tanoesoedibjo telah menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak.
Mereka adalah Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo.
Hary Tanoesoedibjo dikenal sebagai pegusaha sukses dan dinobatkan sebagai salah satu konglomerat Indonesia.
Baca Juga: Heboh Begini Isi Surat Acaman Boom Jelang Konser Boyband Asal Korea NCT 127
Hary Tanoesoedibjo diketahui pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989.
Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali.
Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.
Pasca tumbangnya Orde Baru dan Indonesia mengalami krisis ekonomi Ia melalui perusahaannya banyak melakukan penggabungan dan akuisisi.
Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra dan kemudian diubah namanya menjadi Global Mediacom ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.
Sejak pengambilalihan tersebut, Ia terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi.
Pada 2022, Hary Tanoe Soedibjo menjadi Presiden Direktur Global Mediacom, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003.
Sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Konser NCT 127 di ICE BSD Hari Ini dan Besok yang Kini Ramai Usai Isu Ancaman Bom
Selain empat jaringan televisi swasta (RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews), grup medianya juga mencakup beberapa jaringan radio.
Seperti Trijaya FM dan beberapa media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, dan tabloid remaja Genie.
Selain sebagai pengusaha, Hary Tanoe Soedibjo juga merambah ke dunia politik dnegan mausk je Nasdem pada 2011-2013.
Kemudian beralih ke Hanura pada 2013-2014 dan akhirnya mendirikan partai politik sendiri yakni Perindo. ***
















