BANTENRAYA.COM – Apa pengertian hipoksia yang disebut-sebut oleh dokter Tirta akan dibahas dalam artikel ini.
Diketahui, pada Minggu 1 Oktober 2022 telah terjadi kericuhan dan banyak suporter terjebak di Stadion serta diduga alami hipoksia karena efek gas air mata.
Kericuhan pecah di Stadion Kanjuruhan Malang usai derby Arema FC vs Persebaya.
Kericuhan ini menyebabkan banyak korban jiwa dan luka sekaligus menjadi sorotan dunia.
Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Copot Kapolres Malang hingga 18 Anggota Diperiksa Propam
Dalam utas di akun twitter pribadinya @tirta_cipeng, dokter Tirta menyoroti adanya penyemprotan gas air mata oleh apparat saat kekisruhan.
“Kematian sebagian besar suporter karena terinjak-injak dan hipoksia,” tulis dokter Tirta pada 2 Oktober 2022.
Dikutip dari alodeokter.com, hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, sel-sel di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Hipoksia perlu diwaspadai, karena jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan dan kerusakan organ tubuh.
Dalam artikel yang sama disebutkan jika Hipoksia dapat disebabkan oleh beragam kondisi yakni :
1. Penyakit paru-paru, seperti bronkitis, PPOK, hipertensi pulmonal, edema paru, emfisema, pneumonia, pneumothorax, kanker paru, dan COVID-19.
Baca Juga: Penetapan DOB Cilangkahan Masih Terbentur Moratorium
2 .Penyakit jantung, seperti bradikardia, ventrikel fibrilasi, gagal jantung kongestif, atau penyakit jantung koroner
3. Kelainan darah, seperti anemia atau methemoglobinemia
4. Infeksi yang menyebabkan sepsis
5. Keracunan, seperti keracunan sianida atau keracunan CO (karbon monoksida)
6. Cedera yang menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak
7. Penggunaan obat, seperti fentanyl atau obat bius
8. Penyakit akibat ketinggian atau altitude sickness
9. Kekurangan oksigen akibat terjebak di kebakaran, berada di tempat dengan suhu dingin, atau tenggelam.
Kembali ke dokter Tirta. Beberapa jam usai kericuhan pecah, dokter Tirta memang menyoroti penggunan gas air mata oleh Polisi saat mengendalikan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
“Akibat gas air mata, banyak suporter terinjak injak. Panpel dan polri harus segera menjawab hal ini,” tulis dr Tirta kala itu.
Dr Tirta kemudian menulis bahwa dalam pertandingan derbi, potensi gesekan itu pasti terjadi.
Baca Juga: Levi’s Music Project 2022 Akses Eksklusif untuk Para Calon Musisi Melalui Aplikasi Discord
“Kerusuhan dan suporter masuk lapangan pasti ada kemungkinan. Tapi bukan dengan cara gas air mata. Menembakkan gas air mata , akan membuat suporter berdesak2 kan cari pintu keluar, dan akhirnya jadi hipoksia”Meninggal karena Berdesak2 ini” pernah terjadi di tragedi hillborough liverpool vs forrrest,” tulisnya.
Tragedi hillsborough kala itu telah membuat 97 meninggal akibat keinjek-injek dan hipoksia di tribun.
“Sop saat itu salah, tiket lebh banyak dari kapasitas, jadwal salah. Mirip2 ama tragedi di sini,” katanya.
Tragedi Hillsborough terjadi pada 15 Maret 1989 di Stadion Hillsborough, Sheffield. Sebanyak 97 orang tewas karena massa yang tak terkendali saat hendak menyaksikan laga semifinal Piala FA.
Baca Juga: Pemkot Serang Minta ASN dan Masyarakat Kota Serang Tanamkan Ajaran Pancasila
Insiden itu direspons dengan beragam aturan ketat soal pengendalian massa serta dihilangkannya tribune berdiri di stadion-stadion di seantero Inggris. Tragedi ini sungguh memukul Liverpool lantaran 97 orang yang tewas itu merupakan pendukung mereka. ***



















