BANTENRAYA.COM – Pemprov Banten meminta KAHMI dan FORHATI Provinsi Banten untuk ikut memecahkan masalah yang ada di Provinsi Banten.
Pasalnya, KAHMI dan FORHATI merupakan organisasi di mana para intelektual berada sehingga pemikiran mereka sangat dibutuhkan.
“Kalau punya solusi mengatasi masalah di Banten,(KAHMI dan FORHATI bisa) ketemu dengan saya. Sampaikan solusi,” kata Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar.
Hal itu disampaikan saat Pelantikan Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) dan Wilayah Wilayah Forum Alumni HMI-wati (MW FORHATI) Provinsi Banten periode 2022-2027 yang digelar di aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Banten, Rabu malam, 21 September 2022.
Al Muktabar mengatakan, saat ini dia menjabat tiga jabatan sekaligus, yaitu Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda yang dia singkat dengan jabatan GWS.
Jabatan-jabatan ini menurutnya sangat berat terasa dan karena itu perlu dikawal oleh stakeholder.
Baca Juga: Cuan Buat BBM Membengkak hingga Rp30 Juta per Hari, Gapasdap Ancam Operasional Kapal Dipangkas
Termasuk dikawal oleh AHMI dan FORHATI, agar dia tidak menjadi seorang pemimpin yang “otoriter” dengan merangkapnya jabatan-jabatan tersebut.
“GWS ini bisa jadi otoriter kalau tidak dikontrol,” katanya.
Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Provinsi Banten Moh Bahri mengatakan, sesuai dengan semangat yang diusung oleh KAHMI, organisasi ini akan berkontribusi pada pembangunan di Provinsi Banten sesuai dengan yang diharapkan Pj Gubernur Banten.
Karena itu, dengan adanya kepengurusan baru ini maka ke depan KAHMI dan FORHATI akan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemprov Banten.
“Banyak PR (pekerjaan rumah-red) yang harus diselesaikan kalau melihat Provinsi Banten,” ujarnya.
Sejumlah persoalan yang sampai saat ini masih dihadapi Pemprov Banten di antaranya adalah masalah pengangguran, masalah tenaga kerja kontrak, dan lainnya.
Baca Juga: Dulu Sangat Dinanti, Begini Kehidupan Mat Drajat Pemeran Komar Si Bebeb di Preman Pensiun Sekarang
Dengan bermacamnya latar belakang pengurus KAHMI dan FORHATI, diharapkan bisa memberikan kontribusi pemikiran yang beragam guna menyelesaikan masalah Banten yang beragam pula.
“Para pengurus terdiri dari berbagai latar belakang. Ada yang politisi, pengusaha, dan dosen,” ujarnya.
Bahri mengungkapkan, KAHMI dan FORHATI adalah kumpulan mantan-mantan aktivis HMI yang punya pikiran kritis.
Namun, kritis di sini maksudnya adalah kritis yang konstruktif. Karena itu, KAHMI dan FORHATI diharapkan akan menjadi penyeimbang dari kebijakan yang ditelurkan Pemprov Banten.
“Kami tetap pada posisi yang kritis tapi konstruktif,” ujarnya. ***
 
			

















