BANTENRAYA.COM – Kamu pasti pernah mendengar istilah Rebo Wekasan, hari yang dianggap paling sial di bulan Safar.
Lalu bagaimana Rebo Wekasan dalam pandangan dan hukumnya menurut Islam?
Benarkah Rebo Wekasan akan mendatangkan kesialan atau malapetaka? Simak informasinya berikut ini.
Dalam kalender Jawa, Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Di mana pada tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 21 September 2022.
Banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa Rebo Wekasan merupakan hari yang akan mendatangkan kesialan.
Baca Juga: 16 Kode Promo Gojek, GoFood, GoRide, GoCar, 21 September 2022, Banjir Diskon untuk Rebo Wekasan
Mitos buruk tentang Rebo Wekasan pun telah menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia, sehingga banyak larangan yang tidak boleh dilakukan di hari tersebut.
Misalnya tidak boleh melakukan pernikahan di Rebo Wekasan, karena dianggap bisa mendatangkan konflik dalam rumah tangga.
Kemudian ada larangan untuk keluar rumah, karena diyakini jika berpergian saat Rebo Wekasan akan membuat siapapun yang melakukannya mengalami kecelakaan.
Baca Juga: Yuk Donor Darah karena Pendonor Darah dari Kalangan PNS di Kabupaten Serang Masih Rendah
Lantas Rebo Wekasan dalam pandangan dan hukumnya menurut Islam? Apakah juga dianggap sebagai hari sial.
Berdasarkan hadis Ibn Abbas ra pada hari Rebo Wekasan terjadi Nahas.
Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus”. HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).
Baca Juga: Panitia MTQ Provinsi Banten Diminta Tidak Main-Main Terkait Aturan Yang Sudah Dibuat
Lalu, hukum meyakini datangnya malapetaka di akhir bulan Safar, sudah dijelaskan oleh hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan penjelasan diatas, Islam memandang semua bulan adalah baik tidak ada bulan kesialan.***