BANTENRAYA.COM – Disahkannya perjanjian dagang internasional Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) oleh DPR, merupakan modal bagus jelang kepemimpinan ASEAN tahun depan.
“Jadi, dengan telah diratifikasi RCEP oleh DPR ini merupakan modalitas yang bagus untuk kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun depan,” ujar Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Deni Friawan dihubungi, Rabu 31 Agustus 2022.
“Indonesia bisa menunjukkan kalau negara ini komit dan menjalankan dengan apa yang telah diusulkan dan disepakati bersama,” katanya.
Baca Juga: Kejati Sita Aset Agunan Kasus Bank Banten Berupa Tanah Seluas 133 Meter di Jakarta Pusat
Dari segi ekonomi, RECP ini disebut akan menyokong pertumbuhan ekonomi, terkhusus dari ekspor.
“Persetujuan RCEP diperkirakan dapat meningkatkan PDB Nasional sebesar 0,07 persen di tahun 2040 dengan kenaikan ekspor mencapai USD5,01 miliar dan surplus perdagangan juga bisa diperkirakan naik 2,5 kali lipat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Deni menjelaskan, dengan adanya RCEP ini tidak otomatis akan memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan eksor Indonesia ke negara-negara anggota RCEP tersebut.
Baca Juga: Jengkel dengan Kelakuan Netizen, Gibran Anak Jokowi: Direspons Salah, Ora Direspons Salah
Pasalnya, sebelum RCEP ada tarif masuk produk-produk Indonesia ke negara-negara tersebut sudah sangat rendah.
“Karena sebelumnya memang telah ada bilateral FTA antara Indonesia dengan negara-negara tersebut atau FTA melalui kerangka ASEAN+3 atau ASEAN+6 yang membuat tariff sudah rendah,” tuturnya.
“Adanya RCEP akan membantu menyederhanakan aturan ROO yang telah ada,” tambah Deni.
Baca Juga: Kode Redeem FF Free Fire 1 September 2022 dan Dapatkan Senjata Limited Edition
Sementara kaitannya dengan windfall profit ekspor yang diperkirakan akan selesai di tahun depan, RCEP disebut akan membawa keuntungan.
“Pengaruh RCEP akan terbatas saja, karena Indonesia ekspor bahan mentah saja, yang memang tarifnya sudah rendah,” katanya.
“Meskipun demikian, adanya RCEP ini diharapkan bisa membantu mengkompensasi penurunan ekspor dari komoditas, jika tahun depan harga-harga komoditas menurun akibat pelemahan pertumbuhan ekonomi global,” ungkap Deni.
Baca Juga: Kronologi Truk yang Tabrak Halte di Bekasi yang Tewaskan 10 Orang
Skema RCEP sendiri merupakan perjanjian perdagangan bebas yang mencakup 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra ASEAN, yaitu Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru
Indonesia bermanfaat
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengungkapkan Indonesia harus mampu melanjutkan rekam jejak positif dalam keketuaan Asean.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1059: Sabo dan Boa Hancock Dalam Bahaya, Luffy Tak Mau Tinggal Diam
“Dulu-dulu ketika Indonesia jadi Ketua Asean selalu ada yang breakthrough, menginisiasi dari program besar Asean,” ujar Yose.
Sebelumnya Indonesia pernah menjadi Ketua Asean pada 2003 dan 2011.
Ketika itu, Indonesia mengusulkan pembentukan komunitas Asean atau Asean Community yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.
Baca Juga: Boy William Dibuat Menjerit Oleh Lucinta Luna, Anunya Saling Nempel
“2003, Indonesia menjadi Ketua Asean lalu keluar inisiatif yang namanya Asean Community,” tuturnya.
“Yang sekarang kita kenal dengan Asean Political-Security Community, Asean Economic Community, Asean Socio-Cultural Community,” lanjutnya.
Pada 2011, Indonesia juga mengusulkan Regional Comprehensif Economic Partnership (RCEP). Kesepakatan itu disetujui oleh DPR RI dalam sidang paripurna pada 30 Agustus 2022.
Baca Juga: Jikalau Harga BBM Batal Naik, Bansos Ikutan Batal Cair? Padahal di Papua Sudah Dibagikan
Skema RCEP merupakan sebuah perjanjian perdagangan bebas, yang mencakup 10 negara Asean dan 5 negara mitra ASEAN yaitu Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
“RCEP yang baru diratifikasi itu juga diinisiasi Indonesia saat menjadi Ketua Asean 2011. Indonesia yang membawa ide tersebut ke Asean,” terusnya.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan Ibrahim menilai posisi Ketua Asean yang akan dipegang Indonesia pada 2023 akan membawa banyak manfaat.
Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 6 Episode 11 31 Agustus 2022: Bubun Tamat, Pacar Anak Kang Mus dalam Bahaya
Menurutnya, peran vital yang dimainkan Indonesia adalah menjaga stabilitas kawasan dan geopolitik.
Kondisi kawasan saat ini tengah memanas seiring ketegangan di Laut Natuna, perseteruan antara Taiwan dan Tiongkok, serta hubungan Korea Utara dan Jepang.
Sebagai Ketua Asean 2023, Indonesia diharapkan mampu menetralisir kondisi tersebut.
Baca Juga: Link Download GB WhatsApp Apk Pro v 13.50 Paling Mudah, Unduh Aplikasi WA Android di Sini
“Paling besar yang geopolitik itu. Posisinya strategis dan kerja sama yang lain itu kalau bertemu bisa bicara tentang perkreditan, perbankan, investasi, dan segala macam. Sebagai ketua bisa mengatasi persoalan yang tidak perlu terjadi,” tegasnya.
Selain itu, Indonesia juga bisa berperan dalam kerja sama Asean dalam menghadapi krisis ekonomi dan krisis pangan yang diprediksi terjadi tahun depan.
“Jadi diperkirakan tahun depan terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan dunia. Situasi akan sulit. Pada saat itu adalah kesempatan Indonesia sebagai Ketua Asean melakukan hubungan kerja sama di antara negara Asean, baik dalam pangan dan sebagainya,” terusnya. ***