BANTENRAYA.COM- Ratusan Anggota Polres Cilegon dilatih melakukan pembuatan batako dan paving blok kepada warga.
Produksi batako dan paving blok dilakukan menggunakan bahan dasar fly ash dan bottom ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon
Limbah FABA yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 1-7 sebanyak 637.000 ton per tahun, akan dimanfaatkan secara masif untuk menggerakan ekonomi masyarakat secara nasional melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kakorpbinmas Baharkam Mabes Polri Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, pihaknya telah menandatangani kerjasama pelatihan pemanfaatan FABA dengan Indonesia Power untuk Babinkamtibmas Polri di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Tekan Angka Perceraian dan KDRT, DP3AKB Kota Cilegon Gelar Sekolah Pranikah
”Pelatihan pemanfaatan FABA ini diikuti Bhabinkamtibmas dari 24 Polda di 46 titik PLTU. Nantinya, hasil pelatihan ini akan diajarkan kepada masyarakat untuk pemberdayaan ekonomi melalui UMKM,” kata Suwondo di Eco Park PLTU Suralaya, Cilegon, Senin (6/6).
Kata Suwondo, pemanfaatan FABA PLTU potensinya sangat luar biasa. Diharapkan dapat menjadikan ekonomi masyarakat bisa tumbuh dengan baik sehingga akan memerbaiki kondisi keluarganya.
“Terimakasih kepada Indonesia Power yang telah memberikan peluang dan kesempatan kepada Mabes Polri untuk pelatihan pengolahan FABA ini. Polri ingin mendukung pemerintah dalam menggerakan ekonomi masyarakat secara nasional,” akunya.
Direktur Utama PT Indonesia Power, Ahsin Sidqi mengatakan, Indonesia Power berkomitmen untuk dapat memanfaatkan FABA sebagai produk material bangunan pada bidang kontruksi dan infrastruktur.
Baca Juga: Ini Dia Pernyataan Nupur Sharma Yang Menghina Nabi Muhammad SAW Lengkap Dengan Profilnya
Sehingga upaya reduce, reuse dan recycle FABA terwujud. PT PLN mengakui saat ini pemanfaatan limbah abu batubara atau FABA belum masif, sedangkan ketersediaan limbah ini masih sangat melimpah. Sepanjang 2019 produksi FABA mencapai 9,7 juta ton.
“Adapun khusus di PLTU Suralaya, konsumsi batubara dalam sehari sebesar 40.000 ton atau setara 12 juta ton batubara per tahun. Adapun FABA yang dihasilkan 600.000 ton dalam setahun,” katanya.
Executive Vice Presiden K3L PT PLN Komang Pramita mengatakan, FABA mulai dimanfaatkan setelah ada regulasinya di tahun 2021.
“Dalam setahun ini banyak pelajaran yang dapat kami petik dan tentu kami harus belajar lebih banyak lagi bagaimana memanfaatkan FABA dengan lebih masif. Karena ini masih awal, baru setahun, paling (pemanfaatannya) baru bergerak di 5 persen – 10 persen saja,” jelasnya.
Baca Juga: Link Live Streaming Arema FC vs Rans Nusantara FC, Duel Dua Kekuatan Klub Sultan
Oleh karenanya, menurut Komang, diperlukan perhatian seluruh pihak supaya upaya ini terus bergulir di masyarakat serta pemanfaatan FABA untuk kepentingan infrastruktur di daerah.
Saat ini, pemanfaatan FABA masih di tahap awal atau masih jauh jika dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang yang sudah memanfaatkan FABA hingga 97 persen dan China sebanyak 67 persen.
Artinya, jika dibandingkan dengan Indonesia, kedua negara tersebut sudah lebih masif memanfaatkan FABA-nya.
Sejatinya, sejak FABA didelisting dari daftar limbah B3, PLN langsung memulai gerakan pemanfaatan limbah ini.
Limbah abu batubara ini dapat diolah menjadi sejumlah produk seperti paving blok, batako, tetrapod, beton precast, pengecoran jalan beton, penetral keasaan tanah, hingga pupuk.
Baca Juga: Harga Tiket Satria Dewa Gatot Kaca Rp 20.000 pada 7 Juni 2022, Cek Daftar Nama 67 Bioskopnya Disini
“Saatnya Indonesia menggunakan limbah ini dengan sebaik-baiknya. Diharapkan upaya ini dapat bermuara pada terciptanya sirkular ekonomi di masyarakat,” ujarnya.
Diketahui, saat ini pemerintah telah membuka peluang pemanfaatan FABA lewat diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Maka itu, PLN bekerja sama dengan Polri mendorong pemanfaatan limbah untuk bahan baku konstruksi lewat kegiatan pelatihan UMKM. ***