BANTENRAYA.COM – Nur Kusuma Ngarasati adalah istri Wakil Wali Kota Cilegon Fajar Hadi Prabowo.
Simak artikel ini untuk mendapatkan ulasan profil Nur Kusuma Ngarasati secara lengkap.
Nur Kusuma Ngarasati yang akrab disapa Raras, adalah sosok multitalenta yang perannya yang dikenal sebagai aktivis perempuan dan pelestari budaya.
BACA JUGA: Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara Mulai 13 Oktober
Raras dikenal luas sebagai figur yang mendedikasikan diri pada pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, serta pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia.
Dilansir Bantenraya.com dari beragam sumber, dalam dunia organisasi sosial, Raras memegang posisi strategis sebagai Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Cilegon.
Melalui wadah ini, ia fokus mengkoordinasikan dan memperkuat peran berbagai organisasi wanita di Cilegon.
Komitmen utamanya tertuju pada isu-isu krusial, yaitu perlindungan anak dan pencegahan kekerasan seksual.
Ia secara tegas menjadikan hal ini sebagai program prioritas GOW, menyadari pentingnya peran perempuan sebagai “madrasah utama” yang membentuk fondasi bangsa.
Selain itu, Raras juga sering menekankan bahwa perempuan modern memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa, sehingga tetap dapat aktif berorganisasi sambil menjalankan peran domestik.
Nur Kusuma Ngarasati Pecinta Seni Sejati
Kecintaan Raras terhadap seni budaya, terutama tari tradisional, telah tertanam kuat sejak usia belia.
Istri Fajar Hadi Prabowo tersebut memulai menari sejak usia empat tahun dan tidak pernah berhenti.
Meskipun sempat mendalami berbagai bidang seni lain seperti teater, akting, menyanyi, MC, dan modeling, seni tari tradisional tetap menjadi panggilan jiwanya.
Bagi Raras, menari bukan sekadar keindahan gerak, melainkan bentuk pengabdian dan cinta tanah air.
Kualitasnya diakui di tingkat nasional dan internasional, yang terlihat dari jabatannya sebagai Head of Public Relation CIOFF Indonesia (Dewan Internasional Organisasi Festival Cerita Rakyat dan Kesenian Rakyat).
Keterlibatan aktif Raras dalam dunia seni juga diwujudkan melalui perannya dalam acara berskala internasional seperti Budaye Cilegon Fest & International Folk Arts (BC-FIFA) yang digelar beberapa waktu lalu.
Dalam ajang ini, ia berperan besar dalam mempromosikan budaya lokal dan memfasilitasi pertukaran budaya dengan delegasi dari berbagai negara.
Beliau sering terlibat sebagai juri dalam audisi tari kreasi dan memimpin workshop untuk generasi muda.
Raras memiliki keyakinan tinggi bahwa dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan semangat yang besar, Kota Cilegon berpotensi menjadi pusat pengembangan seni budaya bertaraf global.
Secara keseluruhan, Nur Kusuma Ngarasati adalah contoh nyata figur publik yang berhasil mengombinasikan peran pendamping pejabat publik dengan aktivisme yang berdampak nyata, baik dalam isu-isu sosial maupun pelestarian kekayaan budaya bangsa.***