BANTENRAYA.COM – Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda semakin aktif beberapa hari belakangan.
Hal itu ditandai dengan erupsi terus menerus dengan ketinggian abu lebih dari satu kilometer dari kawah Anak Krakatau.
Tak hanya itu, jika sebelum-sebelumnya erupsi tanpa gemuruh, dalam tiga hari ini dentuman keras terdengar saat Anak Krakatau Erupsi.
Dari jauh, akan tampak lava pijar yang keluar ketika Gunung Anak Krakatau erupsi.
Sementara itu, status Gunung Anak Krakatau ditetapkan level II yakni waspada.
Dampak erupsi terus menerus Gunung Anak Krakatau dirasakan oleh masyarakat di sejumlah lokasi di Pandeglang.
Selain mendengar dentuman, hujan abu juga terjadi, salah satunya di Kampung Ketapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Hujan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau mulai melanda wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang pada pukul 20.00 WIB Sabtu 23 April 2022.
Selain wilayah Sumur, hujan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau juga melanda wilayah Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.
Ketua RT 03 RW 04 Kampung Ketapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Ruyadinata mengatakan, jarak antara Kecamatan Sumur ke Gunung Anak Krakatau cukup jauh sekira 78,5 kilometer.
“Namun semalam wilayah Kecamatan Sumur dilanda hujan abu vulkanik. Hujan abu tipis dari erupsi Gunung Anak Krakatau,” katanya seperti dikutip bantenraya.com dari radarbanten.co.id, Minggu 24 April 2022.
Menurut Ruyadinata, hujan abu terjadi pasca Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi berkali-kali. Dengan kolom abu tertinggi mencapai 3.000 meter di atas permukaan air laut.
“Kolom abu mencapai ketinggian 3.000 meter inilah yang menyebabkan wilayah Kecamatan Sumur termasuk rumahnya terkena hujan abu. Namun abunya tipis sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas warga,” katanya.
Warga masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa hanya saja harus mengenakan masker. Sebab abunya sekalipun tipis kalau terhirup membuat nafas terasa sesak.
“Makanya kita memilih berdiam diri di dalam rumah. Sambil memantau perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau,” katanya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang membenarkan, telah terjadi hujan abu melanda wilayah Kecamatan Sumur.
Girgi mengimbau, kepada masyarakat agar selalu mengenakan masker saat menjalankan aktivitas di luar rumah. Abu vulkanik kalau terhirup banyak dapat menganggu kesehatan tubuh.
“Bisa menyebabkan gangguan hidung tersumbat, batuk, sesak napas dan bronchitis. Oleh karena itu diwajibkan kepada warga untuk memakai masker,” katanya.
Sementara itu, Petugas Pos Pantau GAK Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Deni Mardiono mengatakan , hasil Pos Pantau Pasauran, 23 April 2022, pukul 15.05 menit melaporkan perkembangan terkini Gunung Anak Krakatau.
“Seismograf Pasauran masih merekam erupsi atau letusan terus menerus dengan amplitudo maksimum 55 milimeter, dominan di 50 milimeter. Secara visual dari CCTV, teramati asap kelabu tebal tinggi lebih kurang 500-3.000 meter di atas puncak,” katanya.
Masyarakat tidak perlu khawatir karena material erupsi atau letusan Gunung Anak Krakatau, yang membahayakan jiwa tidak akan sampai kepada warga masyarakat Banten dan sekitarnya.
“Kalaupun sampai hanya abu vulkanik yang terbawa oleh, angin dan tergantung dari arah angin tersebut membawanya. Bagi masyarakat yang ke luar rumah diharapkan untuk memakai masker menghindari adanya paparan abu vulkanik karena sangat berbahaya bagi pernafasan manusia,” katanya.
Pada saat ini, masih terdengar suara gemuruh Anak Krakatau, dengan intensitas lemah dari Pos Pantau. Hal itu adalah hal yang wajar ketika Gunung Anak Krakatau sedang megalami Erupsi atau meletus.
“Ini merupakan karakter asli dari Gunung Anak Krakatau, masyarakat tetap tenang , tetap berkaktivitas seperti biasa,” katanya.
Serta tidak terpancing dengan isu-isu yang tidak benar tentang Gunung Anak Krakatau. Diharapkan agar selalu mengikuti arahan dari pemerintah setempat.
“Untuk informasi Gunung Anak Krakatau bisa diperoleh dari WA group, aplikasi magma yang dapat di download di play store ataupun magma live bisa membuka atau melihat live streamingnya di Indonesia vulkano monitoring,” katanya. ***
Artikel ini telah tayang sebelumnya di radarbanten.co.id dengan judul Gunung Anak Krakatau Erupsi, Wilayah Sumur Dilanda Hujan Abu Vulkanik