Oleh : H Yasin Muthohar
Bulan Ramadan adalah bulan diturunkan ya Al Quran. Turunnya Al Quran yang dimaksud ada dua
tahap.
Pertama turunnya al Quran dari lauhul mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Ini terjadi pada
malam Al Qadar atau lailatul qadar (QS Al Qadar).
Kedua turunnya Al Quran di kali pertama dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat Jibril. Ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan (QS Al Anfal: 41). Kemudian
setelah itu Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun.
Apa tujuan Al Quran diturunkan ke bumi?
Pertama: untuk menjadi mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW yang menjadi bukti akan kenabian
Nabi SAW. Mukjizat artinya yang membuat pihak lain lemah saat ditantang untuk menandingi.
Sampai saat ini tidak ada seorangpun manusia yang menandingi Al Quran, tidak ada yang bisa
membuat karya yang semisal dengan Al Quran. Ini membuktikan bahwa Al Quran berasal dari
Allah yang disengaja diturunkan untuk menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi
dan Rasul Allah SWT.
Kedua, Al Quran diturunkan sebagai sarana ibadah dengan membaca, mempelajari, mengajarkan,
mengamalkan dan mendakwahkannya. Rasulullah SAW bersabda: “Ibadah (sunnah) umatku yang
paling utama adalah membaca Al Quran”.
Membaca Al Quran adalah ibadah agung pahalanya begitu berlimpah. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa membaca Al Quran maka dia akan mendapat satu kebaikan dengan satu huruf yang
dibacanya. Dan setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak katakan:
Alif Lam Lim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
Artinya, jika kita membaca alif lam mim saja akan mendapat 30 kebaikan. Bagaimana kalau kita
membaca semua huruf Al Quran yang jumlahnya 320.015 huruf?.
Sungguh luar biasa, begitu banyak kebaikan yang akan kita dapatkan dengan membaca Al Quran.
Bagaimana jika kita juga mempelajari Al Quran, mengajarkan, mengamalkan dan
mendakwahkannya? Berapa kebaikan yang akan kita dapatkan? Tidak terhingga.
Ketiga, Allah menurunkan Al Quran itu supaya dijadikan pedoman hidup. Al Quran adalah hudan
(baca; petunjuk).
Allah berfirman: “Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia, penjelasan dari petunjuk itu dan sebagai pembeda antara benar dan salah.”
(QS. Al Baqarah: 185).
Di dalam Al Quran terdapat petunjuk secara global tentang urusan ibadah (cara mendekatkan diri
kepada Allah) seperti salat, puasa, zakat, haji, dan berzikir. Terdapat juga petunjuk tentang urusan
muamalah, urusan pendidikan dan budaya, urusan sosial kemasyrakatan, urusan politik dan
kenegaraan.
Al Quran yang diturunkan dengan tiga tujuan tersebut merupakan kemuliaan bagi manusia yang
mengimaninya, membacanya, mempelajarinya, mengajarkannya, mengamalkannya dan
mendakwahkannya.
Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menurunkan kepada kamu semua kitab yang agung, yang di
dalamnya terdapat kemuliaan untuk kamu.”
Manusia paling mulia di dunia ini adalah Rasulullah SAW, karena beliau adalah Al Quran yang
berjalan. Akhlak beliau adalah Al Quran, begitu penuturan Aisyah r.a. Kemudian setelah beliau di
susul oleh murid-murid beliau, yaitu para sahabat, kemudian tabiin dan tabi’it tabi’in, karena
mereka adalah orang-orang yang menyatu dengan Al Quran. Mereka hidup untuk mengamalkan Al
Quran dan memperjuangkan tegak hukum-hukumnya dalam kehidupan. Tempat paling mulia,
adalah tempat di mana Al Quran diturunkan, tempat pertama Al Quran diamalkan dan diterapkan
dalam kehiduan, Makkah dan Madinah.
Waktu paling mulia adalah waktu saat Al Quran diturunkan, bulan Ramadan. Malam paling mulia
adalah malam saat Al Quran diturunkan, yaitu lailatul qadar. Negara paling mulia adalah negara
yang didirikan untuk membumikan Al Quran, itulah negara yang dibangun oleh Rasulullah SAW di
Madinah yang diteruskan oleh generasi setelah beliau SAW.
Kini kita hidup di masa, di mana Al Quran jauh dari kehidupan, Al Quran seakan-akan tinggal
tulisannya saja. Al Quran tidak hadir dalam kehidupan ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya,
politik dan bernegara. Al Quran dibaca, itu pun ramainya hanya saat Ramadan saja. Akhirnya
kita-pun jauh dari kehidupan mulia yang dijanjikan. Yang terjadi justru kita mengalami kesulitan
demi kesulitan, krisis demi krisis terus menerus mendera umat ini.
Ada baiknya kita kembali merenungkan firman Allah : “Maka ketika telah datang petunjuk dari-Ku
(Al Quran) kepada kamu semua. Siapa yang mengikuti petunjukku itu, niscaya dia tidak akan
tersesat dan tidak akan celaka. Dan siapa yang berpaling dari peringatanku (Al Quran) maka
baginya pasti aka nada kehidupan yang sulit. Dan di akhirat kelak kami akan menghimpunnya
dalam keadaan buta. (QS. Thaha 123-124).
Penulis adalah Mudir Ma’had Al Abqary Serang, Banten



















