BANTENRAYA.COM – Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Lampung Selatan sempat erupsi dan mengeluarkan kolom abu berwarna dengan ketinggian mencapai 1.500 meter lebih pada akhir Februari lalu.
Namun kondisi GAK saat ini terpantau sudah tidak lagi erupsi hanya terlihat mengeluarkan asap putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 25 sampai 100 meter di atas puncak kawah.
Gunung Anak Krakatau dengan tinggi 157 meter di atas permukaan laut (mdpl) secara visual pada periode pengamatan 13 Maret 2022 terlihat dengan jelas namun aktivitas kegempaan masih tetap terjadi.
Baca Juga: 30 Link Twibbon Ramadhan 2022, Siap Dibagikan ke Sosial Media
Untuk kegempaan terjadi 36 kali dengan amplitudo 9 sampai 35 milimeter dan durasi 15 sampai 54 detik.
Sedangkan kegempaan low frekuensi terjadi 331 kali dengan amplitudo 4 sampai 40 milimeter dan durasi 4 sampai 18 detik.
Kemudian, untuk vulkanik dangkal terjadi 3 kali dengan amplitudo 8 sampai 20 milimeter dan durasi 5 sampai 12 detik. Untuk vulkanik dalam terjadi enam kali dengan amplitudo 22 sampai 39 milimeter.
Baca Juga: Simak 3 Pemain Baru Barcelona Jelang Laga El Clasico, Salah Satunya Pierre-Emerick Aubameyang
Adapun untuk kegempaan tektonik jauh terjadi satu kali dengan amplitudo 14 milimeter dan durasi 69 detik.
Dan untuk tremor menerus terekam dengan amplitudo 1 sampai 16 milimeter dominan 2 milimeter.
“Untuk keterangan lain nihil,” kata petugas pemantau GAK di Pasauran, Kecamatan Cinangka Deny Mardiono dikutip Bantenraya.com dari laporan aktivitas gunungapi, Sabtu 19 Maret 2022.
Baca Juga: Link Nonton Serial 17 Selamanya Full episode, Lengkap dengan Jadwal Tayang
Gunung Anak Krakatau sendiri masih tetap berstatus Level II waspada dengan rekomendasi masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer.***