BANTENRAYA.COM – Dalam sepekan ini sejumlah wilayah diterjang fenomena hujan es seperti Surabaya, Lampung hingga Bekasi.
Menurut hasil analisis BMKG, hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es dari awan.
Dikutip Bantenraya.com dari Instagram @infobmkg, berikut penelasan BMKG terkait peristiwa hujan es yang terjadi di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Mutasi Camat di Kota Cilegon Digelar Pekan Ini, Dua Camat Duduk Manis Tak Tergoyahkan
Dijelaskannya, hujan es dapat terjadi dalam beberapa menit dan dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Comulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi.
Kejadian tersebut disertai dengan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat atau petir serta angin kencang.
Hal ini menandakan adanya kondisi labilitas udara yang signifikan dalam sistem awan tersebut.
Sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.
Baca Juga: Chip Gratis Hingga 40B, Ini Kode Penukaran Higgs Domino Island 23 Februari 2022
Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cb atau yang dikenal dengan istilah downdraft.
Downdraft tersebut dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar.
Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak dapat mencair secara cepat diudara.
Baca Juga: Thariq Halilintar Bagikan Potret Bersama Anak Aurel-Atta, Netizen: Udah Engga Sabar Jadi Papa
BMKG juga menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem berupa angin puting beliung, hujan es, serta hujan lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang, masih terus terjadi hingga Maret-April mendatang.
Selain itu, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tersebut.
Dampak dari cuaca ekstrem tersebut dapat berupa banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain sebagainya. ***

















