BANTENRAYA.COM – Para ilmuwan di Prancis saat ini sedang mengkhawatirkan varian baru virus corona IHU, yang memiliki 46 mutasi, lebih banyak dari mutasi pada strain Omicron.
B.1.640.2 atau varian IHU sejauh ini sudah menginfeksi 12 orang yang tinggal di bagian tenggara Prancis.
Kasus pertama virus baru adalah seseorang yang mempunyai riwayat perjalanan ke Kamerun, Afrika Tengah, selama tiga hari.
Baca Juga: Profil Lengkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang Ditangkap KPK, Agama dan Partai
Orang tersebut terpapar meski sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.
Varian B.1.640.2 saat ini sudah masuk ke dalam daftar variant under monitoring (VUM) alias “varian yang sedang diawasi” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rantai Pertama virus itu ditemukan oleh seorang ilmuwan di Kongo pada September 2021, sebelum varian omicron diumumkan.
Baca Juga: Marcos Alonso Menjadi Pemain Kunci Chelsea vs Tottenham dengan Skor 2-0 di EFL Cup
Kehadirannya pertama kali terdeteksi oleh para ahli di IHU Mediterranee Infection di Marseille.
“Belum ada varian sekuens baru yang diunggah sejak sebelum Natal, virus ini memiliki peluang yang besar untuk menyebabkan masalah penyebaran, tetapi tidak pernah benar-benar terwujud setidaknya sejauh yang kami tahu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata ahli virology dari Imperial College London yaitu Tom Peacock, dikutip Bantenraya.com dari laman Mirror pada 5 Desember 2022.
Dan professor perawatan primer di Imperial College London, Azeem Majeed, ia menjawab beberapa pertanyaan soal varian virus baru corona.
Baca Juga: Tampil Dominan, Chelsea Tekuk Tottenham 2-0 di Ajang Carabao Cup
Menurutnya wajar saja jika ada beberapa ilmuwan yang mengkhawatirkan varian baru ini dari Prancis karena varian B.1.640.2 mudah menyebar, sehingga dapat menyebabkan penularan yang luas.
Dan menurut ia varian B.1.640.2 ditemukannya lebih dari satu bulan yang lalu dan sejauh ini belum menyebabkan penyebaran secara global, dan ia mengatakan tidak perlu terlalu khawatir.***