BANTENRAYA.COM – Isu royalti musik yang belakangan ramai diperbincangkan mendapat sorotan dari Muhammad Irfan, pendiri Banten Creative Fest sekaligus pemilik event musik terbesar di Banten.
Lewat sebuah surat terbuka, Irfan atau akrab disapa Koyonk, menyampaikan keresahannya kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Surat terbuka itu diunggah melalui akun Instagram @koyonk27 pada Senin, 25 Agustus 2025.
Baca Juga: Turnamen Voli Piala Walikota, Ajang Seleksi Atlet Popda dan Porprov Banten 2026
Dalam unggahan tersebut, Koyonk menyinggung aturan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan Wahana Musik Indonesia (WAMI) yang mewajibkan event musik, kafe, hotel, hingga bus wisata membayar royalti musik.
Aturan itu, menurutnya, menimbulkan kontroversi karena banyak pihak akhirnya memilih untuk tidak memutar musik sama sekali, meski sebenarnya menggunakan platform digital resmi.
“Selaku pemilik event, saya merasa resah karena harus membayar royalti terlebih dahulu sebelum menggelar acara, bahkan menjadi syarat untuk mendapatkan izin keramaian,” tulisnya.
Baca Juga: Pemkab Serang Susun Strategi Tangani Pengangguran Dalam Sebuah Buku
Ia menilai kebijakan tersebut memberatkan pelaku industri kreatif.
Padahal, kata Koyonk, setiap penyelenggaraan event memberi dampak besar bagi banyak pihak.
Mulai dari fotografer, media, kuliner, fashion, hingga lapangan pekerjaan baru yang tercipta.
Baca Juga: Pemkab Serang Susun Strategi Tangani Pengangguran Dalam Sebuah Buku
Sebagai solusi, Koyonk mendorong agar pemerintah bekerja sama langsung dengan platform digital seperti Spotify dan YouTube dalam mekanisme pembayaran royalti.
Ia juga mengusulkan agar Indonesia menciptakan platform digital musik sendiri.
“Event adalah panggung seni lintas subsektor, ruang tumbuhnya kreativitas, sekaligus penggerak ekonomi nasional. Kami bekerja kolektif demi memajukan negeri ini,” pungkasnya.
Baca Juga: Pemprov Akui Kecolongan Soal Masalah di PT GRS, Wagub Kecam Pelaku Pemukulan Wartawan
Isu royalti musik ini sendiri masih terus menuai pro-kontra di kalangan masyarakat, khususnya para pelaku industri hiburan dan kreatif. ***



















