BANTENRAYA.COM – Kondisi ekonomi Banten masih terpantau lesu menjelang akhir tahun, hal ini terindikasi dari tingkat deflasi yang terjadi sebanyak lima kali sepanjang tahun 2024.
Porret ekonomi tersebut tercatat dari inflasi Banten berdasarkan tahun kalender atau periode Januari-September 2024 tercatat sebesar 0,78 persen.
Jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar 1,81 persen yang menjadi indikator ekonomi Banten sedang lesu.
Baca Juga: Giorgino Abraham Ungkap Rasanya ‘Melayani’ Marshanda di Jangan Salahkan Aku Selingkuh: Asyik Banget!
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Harian Sekertaris Daerah (Plh Sekda) Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang belum stabil.
Sehingga, untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi di dalam negeri termasuk sektor pariwisata.
“Jangan dulu pergi keluar negeri lah, di sini saja dulu, supaya perekonomian bisa berputar di sini, kulinernya jalan, kegiatan ekonomi kreatifnya juga jalan,” katanya usai menghadiri rapat inflasi mingguan di Pendopo Provinsi Banten, KP3B Kota Serang, Senin 7 Oktober 2024.
Baca Juga: TINGGAL KLIK! Link Twibbon HUT Kabupaten Serang ke-498 Plus Sejarah Singkat Pembentukannya
Sejalan dengan itu, pihaknya juga sedang menggaung program bangga buatan Indonesia, bangga berwisata di Indonesia. Supaya pertumbuhan ekonomi terus terjaga.
“Bagaimana kita menjaga keseimbangan suply dan dimand ini yang pasti memang kembali pada daya beli masyarakat, ini harus dikendalikan dan salah satu faktornya adalah menjaga stabilitas wilayah,” paparnya.
Selain mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, pemerintah juga menyiapkan bantuan sosial dan bantuan pangan guna menjaga daya beli masyarakat, apabila kondisi perekonomian tak kunjung pulih.
Baca Juga: Catat! 16 Oktober Debat Perdana Pilgub Banten 2024
“Kalau menang tidak bisa kita ada bansos kalau dan ada juga bantuan pangan, sejauh ini masih terkendali,” ujar Virgo.
Sementara itu Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Hario K Pamungkas menyampaikan, deflasi yang terjadi di Banten juga disebabkan oleh penurunan dari produk pangan.
Seperti cabai rawit, cabai merah yang pasokan sedang melimpah, sehingga mengakibatkan terjadinya deflasi.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Pembunuhan Aqila Bocah di Cilegon Tewas Dilakban, Alasan Alihkan Target Karena Iba
“Antara lain yang sangat berpengaruh, cabai rawit dan merah sedang panen dan telur ayam ayam sedang turun sehingga menyebabkan harga khususnya pangan turun,” ujar Hario.
Guna mengendalikan inflasi, pihaknya sedang menyiapkan penanaman awal berupa bawang merah di Sawah Luhur, Kota Serang.
“Kita akan lakukan ini pekan depan, sehingga bulan Desember bisa panen untuk masa natal dan tahun baru termasuk Ramadan,” ungkapnya.
“Ini akan menjaga ketahanan pangan, dan menguntungkan bagi petani maupun masyarakat,” kata Hario.***

















