BANTENRAYA.COM – Moda transportasi taksi terbang di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan segera diuji coba.
Taksi terbang ini akan diuji coba di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur pada 29 Juli 2024.
Adapun taksi terbang IKN ini adalah buatan dari Hyundai Motors Company dan Korea Aerospace Research Institute (KARI).
Baca Juga: Merapat Lur! Gita KDI Siap Meriahkan Pembukaan MTQ XXI Banten 2024
Dikutip Bantenraya.com dari Instagram @tangsel.life, kendaraan dengan nomor lambung HL016X ini merupakan pesawat udara tanpa awak dengan nama Optionally Piloted Personal Air Vehicle (OPPAV).
Selain itu, kendaraan ini memiliki kecepatan yang mencapai 200 kilometer per jam dengan daya angkut muat 100 kilogram dan terbang pada ketinggian 50-80 meter.
Taksi terbang (sky taxi) yang futuristik tersebut memiliki spesifikasi khusus yang tentunya dibekali teknologi canggih terkini.
Baca Juga: Sindir Pemerintah, Warga Lebak Pura-pura Jatuh dari Motor di Jalan Rusak Berlumpur
Uji coba akan dilakukan selama sebulan penuh untuk mengevaluasi kinerja dan keamanannya.
Ketika diuji coba tersebut dalam realisasi mobilitas udara sebagai jalur middle-mile yang terintegrasi dengan mobilitas darat first hingga last-mile.
Moda UAM-AAM ini dirancang untuk meningkatkan mobilitas perkotaan melalui solusi transportasi udara yang inovatif.
Baca Juga: Klarifikasi Wanda Hara dan Minta Maaf Usai Berpakaian Wanita di Kajian Ustadz Hanan Attaki
Rute taksi udara ini sementara bakal memiliki 3 rute yaitu ada Balikpapan, IKN Nusantara dan yang ketiga ada Samarinda.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika program ini berlangsung dengan baik bisa mencakup untuk daerah lainnya.
“Buat apa loh taksi terbang, taksi biasa aja ngga ada, macet juga ngga, apalagi import,” tulis @jorpat*** dalam komentar.
Baca Juga: Banten Masuki Musim Kemarau, 138.131 Keluarga Berpotensi Terdampak Kekeringan
Warganet menilai taksi terbang ini tidak berguna lantaran disana tidak terjadi kemacetan.
“Kalau mau menerbangkan taxi online berarti harus dipandu sama menara ATC berarti, kan termasuk transportasi udara. Kalau gabisa bahaya banget,” tulis @ims*** dalam komentar.
Ia menilai penerbangan taxi online harus dipandu dengan menara ATC.***
 
			
















