BANTENRAYA.COM – Kasus bayi perempuan yang dibuang di Desa Wanakarta, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang ternyata terkait ritual adat.
Bayi tersebut dibuang orangtua kandungnya bernama Santi dengan sengaja agar ditemukan orang lain.
Aksi pembuangan bayi tersebut dalam rangka menjalankan kepercayaan membuang sial dan agar anaknya berumur panjang.
Baca Juga: Tangani Sampah, Warga Waringinkurung Diajak Jaga Kebersihan Lingkungan
Informasi yang dihimpun Bantenraya.com, bayi sengaja diletakkan oleh orangtuanya di tengah kebun bambu di area pemakaman umum pada Minggu 7 Juni 2024, sekitar pukul 11.30.
Bayi kemudian ditemukan oleh anak laki-laki yang lalu berteriak memberi tahu warga.
Kepala Desa Wanakarta Sahri mengaku mendapat telepon dari warga bahwa di desanya ada bayi yang dibuang oleh orangtunya.
Baca Juga: Airin dan Andra Berebut Ceruk Suara Tangerang Raya di Pilgub Banten 2024
“Kebetulan saya lagi di luar. Jadi itu bukan penemuan bayi, tapi dibuang orangtuanya karena anaknya meninggal dunia terus,” ujar Sahri.
Ia menjelaskan, di desanya ada keyakinan jika anaknya ingin berumur panjang setelah lahir harus dibuang.
Dibuangnya tidak jauh dari rumahnya, katanya biar anaknya berumur panjang karena sebelumnya dua anaknya yang baru lahir meninggal dunia. “Bukan bayi ditelantarkan,” katanya.
Baca Juga: Setelah PKB Banten, Giliran PPP Tegaskan Belum Mendukung Pasangan Andra-Dimyati
Camat Bojonegara Bagja Saputra mengatakan, bayi perempuan yang ditemukan di kebun bambu tersebut diamankan di Puskesmas Bojonegara.
“Jadi setelah ditemuan dicek kesehatannya dibawa ke bidan, terus oleh warga (Santi) yang mengaku sebagai orangtunya dibawa pulang,” katanya.
Namun pihak kecamatan meragukan jika bayi tersebut merupakan anaknya Santi karena menurut kader Posyandu, perempuan sedang tidak hamil.
Baca Juga: Stok Sudah Tersedia, 178.000 Petani di Banten Belum Tebus Pupuk Subsidi
“Praduga kami anak ini dibuang oleh orangtuanya biologisnya yang belum diketahui. Sekarang bayi di puskesmas dan warga yang mengaku sebagai orangtunya ikut juga, awalnya menolak di bawa ke puskesmas,” ungkapnya.
Ia menuturkan, untuk memutuskan bayi tersebut apakah anaknya Santi atau orang lain untuk pembuktiannya, pihaknya menyerahkan kepada pihak kepolisian.
“Kondisi anaknya sehat. Mudah-mudahan pihak kepolisian bisa mengungkap siapa orangtua bayi tersebut,” tuturnya.
Terpisah, tokoh masyarakat Kecamatan Bojonegara Mansur Muhyidin menjelaskan, kepercayaan membuang sial agar anak berumur panjang tersebut merupakan kepercayaan lama masyarakat Bojonegara.
“Membuang bayi agar umurnya panjang itu kepercayaan yang sudah lama, tapi kalau sekarang sudah enggak dengar lagi,” katanya.
Ia mengungkapkan, biasanya bayi ditaruh di irig yang terbuat dari anyaman bambu dan wayut yang terbuat dari anyaman daun kelapa.
Baca Juga: Pemprov Terus Rayu Kabupaten Kota Pindahkan RKUD ke Bank Banten
“Itu dilakukan katanya kalau anaknya meninggal terus. Makanya dulu ada orang namnya Abdul Rozak dipanggilnya buang karena dulunya dibuang,” tuturnya. ***