BANTENRAYA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, mencatat pertumbuhan ekonomi di Banten sepanjang tahun 2023 terpantau lesu alias melambat.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tahun 2023 tercatat sebesar 4,81 persen, melambat dibandingkan tahun 2022 sebesar 5,03 persen.
Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi di Banten disebabkan beberapa sektor yang turun.
Seperti pertambangan, pengadaan, listrik dan gas, jasa keuangan dan asuransi serta pertanian yang tumbuh dengan kontribusi yang kecil.
“Pertanian, kehutanan dan peternakan tumbuh hanya tumbuh 0,14 persen,” ujar Faizal dalam siaran resmi BPS Provinsi Banten, Senin 5 Februari 2024.
“Sedangkan pertambangan turun 16,48 persen, pengadaan listrik dan gas turun 1,49 persen jasa keuangan dan asuransi turun 0,69 persen,” katanya.
Baca Juga: Kelamaan Tunggu Pemkot Cilegon, DPRD Godok 2 Raperda Anak Terlantar hingga Lahan Pertanian
Ia melanjutkan, berdasarkan data pertumbuhan selama triwulan IV 2023, pertumbuhan ekonomi di Banten juga mengalami perlambatan.
Berdasarkan pendata hanya tumbuh sebesar 4,85 peren, turun dibandingkan dengan triwulan III sebesar 4,97 persen.
“Sedangkan sektor lapangan kerja yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Banten secara triwulan yakni industri pengolahan sebesar 29,65 persen, sektor konstruksi sebesar 12,67 persen dan perdagangan 12,15 persen,” terangnya.
Baca Juga: Jenazah 3 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Teluk Banten Dikubur Berdampingan
Lebih spesifik, Faizal menjelaskan pertumbuhan industri pengolahan didorong oleh kinerja positif dari industri alat angkutan, industri barang dan logam, komputer, peralatan listrik dan percetakan.
Hal senada disampaikan Ketua tim Neraca Wilayah dan Analiss Statistik BPS Banten Awang Pramila.
Ia mengungkapkan, sektor pertambangan dan penggalian yang terkoreksi cukup dalam dan kondisi pertania selama periode triwulan IV menjadi pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi Banten.
Baca Juga: Tim Pembebasan Lahan PT Modernland Cikande Diperiksa Kejati Banten, Total Sudah 33 Orang Dipanggil
“Karena kita lihat di triwulan IV kemarin bagaimana kondisi pertanian kita ada masa panen atau tidak. Sementara itu beberapa pertambangan sudah tidak beroperasi lagi di Banten,” tutur Awang.
Meski demikian, pendapatan regional domestik bruto (PDRB) sejak tahun 2021 hingga 2023 mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dari Rp55,38 juta pada 2021 menjadi Rp66,15 juta pada 2023.
“Namun angka tersebut belum dihitung dengan tingkat inflasi dan nilai kurs dolar ke rupiah saat ini,” kata Awang.
Baca Juga: TAMAT! A Shop For Killers Episode 7 dan 8: Perjuangan Terakhir Ji An Melawan Veil dan Antek-anteknya
Sementara itu, Kepala Bidang Minerba Dinas ESDM Provinsi Banten Dedi hidayat mengatakan, semenjak reklamasi di Jakarta tidak dilanjutkan, para penambang pasir di Banten tak lagi memiliki pasar untuk mensuplai barang.
Hal tersebut itulah yang menjadi salah satu penyebab mengama penjualan para penambang menurun.
“Karena pasar yang memungkinkan itu Jakarta, kalau pasar yang lain itu tidak bisa karena terlalu berat di ongkos,” kata Dedi (raden) ***