BANTENRAYA.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Banten akhirnya buka suara, terkait perburuan Badak Cula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang.
Dalam kasus perburuan ini, Ditreskrimum Polda Banten berhasil mengamankan tiga orang tersangka. Ketiganya yaitu pemburu, penadah dan pembeli cula badak.
Adapun identitas ketiganya yaitu Sunendi warga Pandeglang selaku pemburu, Yogi Purwadi warga Jakarta selaku penadah, dan Liem Hoo Kwim warga Surabaya selaku pembeli cula badak.
Baca Juga: Meriahkan HUT Kota Cilegon ke-25, Dindikbud Siapkan Puluhan Paduan Suara dan Penari
Wadir Krimum Polda Banten AKBP Dian Setyawan mengatakan, terbongkarnya kasus perburuan Cula Badak ini, terungkap setelah kepolisian menangkap tersangka Suhendi di sebuah warung yang ada di Jakarta pada 23 November 2023.
“Saat itu pelaku sedang makan bersama pacarnya,” katanya saat ekpose di Mapolda Banten, Jumat 26 April 2024.
Dian menjelaskan dari rumah tersangka Suhendi di Kampung Ciakar, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang, ditemukan sejumlah senjata api untuk berburu di kawasan TNUK.
Baca Juga: Penjual Bingkai di Kota Serang Belum Berani Jual Foto Presiden terpilih Prabowo-Gibran
“Aksi perburuan badak yang dilakukan N (Suhendi) sejak tahun 2020,” jelasnya.
Dian menerangkan, dalam berburu Badak, Suhendi dibantu rekan-rekannya bernama Haris, Sukarya, Sahud, Nur dan Icut yang saat ini menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO).
“Suhendi ini ketua dari kelompok perburuan badak di Ujung Kulon. Lima lainnya masih DPO,” terangnya.
Dian menegaskan setelah polisi mengamankan Suhendi, tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Banten menangkap Yogi Purwadi yang berperan sebagai penjual ditangkap di Jakarta.
“Y ini yang menjual cula badak dari N (Suhendi-red),” tegasnya.
Selain Yogi, Dian menerangkan polisi juga mengamankan Liem Hoo Kwan Willy yang merupakan pembeli dari cula badak pada 23 April 2023 di rumahnya Ancol, Jakarta.
Baca Juga: Caleg DPR RI PDI Perjuangan Tia Rahmania Bantah Tuduhan Bonnie Triyana Soal Penggelembungan Suara
“Sebelumnya W sempat melarikan diri ke negara China lalu kembali ke Surabaya. W ini selalu mengelak, tidak kooperatif,” terangnya. ***