BANTENRAYA.COM – Kendala dalam mendeteksi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) disebabkan oleh pencurian alat monitoring, yang telah terjadi dua kali.
Alat monitoring berperan penting dalam mendeteksi erupsi gunung, namun kehilangannya menyulitkan petugas dalam melakukan deteksi erupsi dengan cepat.
Informasi ini diambil dari akun Instagram @pandemictalks pada 6 Desember 2023 dini hari, yang menyampaikan keterangan dari Kepala PVMBG Hendra Gunawan.
Baca Juga: Viral isi Chat WhatsApp Suami yang Tidak Bahagia Istrinya Hamil, Begini Jawabannya
Menurut Hendra Gunawan, sifat erupsi Gunung Marapi sangat sulit dideteksi, dan pencurian peralatan monitoring pada tahun 2020 dan Maret 2023 semakin memperburuk situasi.
“Sifat erupsi Marapi sangat sulit dideteksi, dan pada 2020 serta Maret 2023 ini sistem peralatan dicuri,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dari akun @pandemictalks.
“Pada Maret 2023, alat monitoring di Stasiun GGSL dicuri, yang terletak di bagian timur,” tambahnya.
Baca Juga: Big Match Pekan 15 Liga Inggris Antara Manchester United vs Chelsea, Laga Penuh Emosional!
Dampak dari pencurian tersebut adalah kesulitan dalam mendeteksi erupsi Gunung Marapi di Sumbar.
Hingga akhirnya mengakibatkan insiden erupsi dengan 11 pendaki tewas dan 12 pendaki masih dalam pencarian.
Dari total 75 pendaki yang melakukan pendakian, pada hari pertama, Minggu 3 Desember 2023, 49 pendaki berhasil dievakuasi dengan selamat.
Baca Juga: Melalui PMI Pusat, Bupati Serang Serahkan Donasi Rp1 Miliar untuk Palestina
Pada hari berikutnya, Senin 4 Desember 2023, ditemukan 14 pendaki lainnya, di mana 3 ditemukan selamat, sementara 11 ditemukan telah meninggal dunia.
Informasi selanjutnya mengenai erupsi gunung Marapi akan menyusul, jadi masyarakat harap menunggu.***