BANTENRAYA.COM – Klinik Utama Bakti Palang Merah Indonesia atau PMI Banten resmi beroperasi dan siap melayani pasien cuci darah.
Klinik PMI Banten yang diresmikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Pusat Ritola Tasmaya ditargetkan bisa melayani 40 pasien per hari.
“PMI Pusat mengapresiasi inisiatif dari PMI Banten yang telah mambangun klinik utama ini,” ujar Ritola usai peresmian di Markas PMI Banten, Selasa 14 November 2023.
“Tentu kita berhatap klinik ini ke depan akan bisa memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat di Serang dan sekitarnya,” katanya.
Ia menjelaskan, dibangunnya klinin tersebut membuktikan bahwa PMI memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sangat baik.
PMI Bukan hanya pada saat terjadi bencana namun juga ketika tidak terjadi bencana.
Baca Juga: Cyber Bullying Makin Menjadi, XL Axiata Bersama Marshanda Ajak 2.000 Mahasiswi Lawan
“Banyak PMI yang sudah punya klinik, tapi kalau saya lihat dari beberapa provinsi yang terbaik yang dibangun oleh PMI Banten ini,” katanya.
Sekretaris PMI Provinsi Banten Rahmat Fitriadi menjelaskan, salah satu tugas dari PMI memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Selain memberikan pelayanan donor darah, PMI Banten menambah kegiatan yakni membuat klinik utama.
Baca Juga: Perjalanan Karier Angelia Christy Artis Tiktok yang Kini Lagi Viral di Media Sosial
“Dinamakan klinik utama karena memberikan pelayanan utama. Di klinik ini ada dokter spesialis, dokter umum, dan ada gawat daruratnya juga,” ungkapnya.
“Terkait klinik ini kita terus berupaya membuat klinik hemodialisa yang perizinannya masih terus berproses. Jadi klinik utamanya dulu baru setelah itu ada izin klinik hemodialisanya,” katanya.
Ia menuturkan, pengelolaan klinik utama bakti tersebut diserahkan secara profesional kepada mitra dan sahabat PMI Banten, salah satunya PT Masa Cipta Husada (MCH) agar klinik bisa tumbuh dan berkembang.
“Harapan kita klinin ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang memang kebutuhan cuci darah untuk Banten bagian barat itu masih tinggi,” paparnya.
Rcahmat memastikan, untuk klinik hemodialisa tersebut pelayanannya bekerja sama dengan BPJS kesehatan dan akan menerapkan Single Use atau penggunaan peralatan sekali pakai.
“Klinik ini untuk rawat jalan bukan rawat inap. Untuk hemodialisa itu satu siklusnya 4 sampai 5 jam, jadi dengan 10 mesin berati sehari bisa 40 pasien yang bisa terlayani,” ungkapnya.***