BANTENRAYA.COM – Walikota Serang Budi Rustandi menyemprot Lurah Kasemen Entik Saefuloh lantaran tidak siap diperintah untuk menertibkan bangunan liar di sempadan kali pembuang Cibanten di Lingkungan Sukadana 1, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Budi Rustandi marah kepada Entik Saefuloh saat rapat membahas penertiban bangunan liar di kantor Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Selasa (15/4/25).
Saat sesi dialog Entik Saefuloh menyampaikan pendapat kepada Budi Rustandi.
Entik Saefuloh mengaku khawatir perintah Budi Rustandi dalam menertibkan bangunan liar terkendala ada provokator atau mendapat penolakan dari warga Lingkungan Sukadana 1.
Mendengar pernyataan Entik Saefuloh, Budi Rustandi langsung marah. Budi menilai Entik tidak siap melaksanakan perintahnya dalam rangka normalisasi kali pembuang Cibanten.
Sekadar informasi Pemkot Serang tengah melakukan normalisasi kali pembuang Cibanten berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Banten, dan Balai Besar Waduk Sungai Cidurian Cidanau Ciujung (BBWSC3).
Ditemui usai rapat, Walikota Serang Budi Rustandi mengaku kesal kepada Lurah Kasemen karena tidak berani jika dalam penertiban rumah warga di sempadan kali Cibanten menghadapi provokator.
“Karena dia nakal. Tadi saya sedikit marah itu, karena saya nggak suka kalau ada perintah dari pusat dia ketakutan seandainya ada provokator,” ujar Budi, kepada Banten Raya.
Ia menegaskan, lurah sebagai aparatur negara tidak boleh gentar ketika melaksanakan perintah negara.
“Saya bilang sebagai negara kita nggak boleh takut dalam menertibkan tempat yang salah, karena ini penting jangan sampai kita sebagai pemerintah tidak bisa melaksanakan tugasnya atau menjaga wilayahnya,” tegasnya.
Jika dalam sosialisasi dan edukasi penertiban rumah mendapat kendala, ia menginstrusikan Lurah Kasemen agar berkoordinasi dengan para ketua RT lingkungannya, dan TNI Polri untuk didampingi.
“Makanya saya tegaskan kepada Pak lurah agar Pak lurah cukup koordinasi dengan RT RW, Kapolsek, Koramil karena semua ini wajib mendampingi dalam rangka suksesnya program normalisasi pembuangan Kali Cibanten,” jelas Budi.
Ia mengaku setelah rapat bersama Camat Kasemen, dan beberapa lurah di Kasemen, pihaknya telah menginstruksikan kepada pejabat kewilayahan untuk segera mensosialisasikan kepada masyarakatnya. Sosialisasi itu perlu disampaikan agar masyarakat mengetahui dan siap ditertibkan.
“Mungkin Pak lurah dan RT akan bergerak mulai malam hari ini sampai seterusnya, agar ketika alat berat dari balai yang sudah mau masuk ke perbatasan mau masuk Kasemen itu mereka sudah bisa garap untuk dirubuhkan,” katanya.
Instruksi penertiban bangunan liar di sempadan kali atau sungai ini, lanjut Budi, berlaku untuk semua kepala wilayah di Kota Serang.
“Semua. Makanya saya perintahkan camat untuk segera mengumpulkan bahkan se-Kota Serang saya akan kumpulkan lurah semua untuk masing-masing menjaga wilayahnya jangan sampai ada bangunan-bangunan liar lagi karena kita yang repot. Karena dari pusat perintahnya itu tidak ada anggaran kompensasi atau tidak ada kompensasi,” terang dia.
Budi meminta semua stakeholder terkait mendukung program normalisasi sungai Cibanten, karena perintah pemerintah pusat.
“Saya mau semua bekerja sama dengan saya bareng-bareng di sini. Harus tegak lurus. Saya aja tegak lurus sama Presiden. Masa saya mau lawan Prabowo,” tegas Budi.
Jika tidak tegak lurus dengannya, Budi mengaku pihaknya tidak segan-segan bakal mengevaluasi kepala wilayah di masing-masing kelurahan dan kecamatan.
“Kepala wilayah yang tidak tegak lurus dengan Walikota ganti,” ancamnya. (***)