BANTENRAYA.COM – Layanan penukanan mata uang asing, atau dikenal dengan sebutan money changer di Kota Serang kian menurun selama Ramadan.
Meski saat ini harga 1 Dollar AS mencapai Rp16.000 an, namun sejumlah gerai penukaran uang itu mengaku sepi pengunjung.
Pengelola Money Changer PT Salima Inti Valasindo (SIV) di Pasar Lama, Jihadu Salam mengatakan, tren penukaran mata uang asing selama Ramadan turun hingga 20 persen dibandingkan dengan hari biasa.
Baca Juga: Gubernur Banten Andra Soni Bayar Zakat Harta Serta Puji Peran Baznas Banten
Bahkan, mayoritas yang melakukan penukaran ialah dalam bentuk mata uang Real Qatar dan Real Arab Saudi.
“Sebetulnya harga dolar naik juga tidak berpengaruh, malah banyak yang tuker uang itu untuk kebutuhan umroh dan haji, dikonversi ke mata uang Real,” kata Salam kepada Bantenraya.com, di Jalan Maulana Hasanuddin, Kotabaru, Kota Serang, Kamis 20 Maret 2025.
Kondisi ini sudah terjadi sejak Pandemi Covid-19, layanan tersebut mulai sepi peminat. Ditambah dalam beberapa waktu terakhir daya beli masyarakat juga berpengaruh terhadap penukaran mata uang asing.
Baca Juga: Daya Beli Menurun, Harga Sembako di Pasar Induk Rau Kota Serang Masih Stabil Jelang Lebaran 2025
“Kita belum bisa bangkit lagi, setelah pandemi, kemungkinan masyarakat yang punya dolar ini masih menunggu harga yang relatif stabil, kalau sekarang kan masih fluktuatif,” jelasnya.
Selama Ramadan, Salam mwnyebut belum ada lima pengunjung yang melakukan penukaran mata uang asing. Sementara pada hari biasa, pengunjung yang datang bisa mencapai 10 orang.
“Kalau yang buat umroh atau haji sih belum terlihat yah selama ramadan, lima orang juga gak sampai,” imbuh Salam.
Baca Juga: Parfum Ruangan Produksi UMKM Binaan BRI Bakal Go International
Biasanya, masyarakat yang melakukan penukaran uang ke Real untuk kebutuhan umroh maupun haji mencapai Rp2-3 juta, untuk keperluan belanja dan hidup selama beribadah.
“Ini terbilang kecil, biasanya sih bisa puluhan juta. Entah karena biaya umroh atau haji yang naik, karena masyarakat juga tentu ingin bawa uang lebih banyak, namun kondisinya kan daya beli sedang lesu,” tuturnya.
Selain itu menurut keterangan Admin Money Changer PT Central Mutiara Artha Asep Solihin menjelaskan, mayoritas penukanan uang asing ialah berasal dari Timur Tengah, serta beberapa mata uang negara tetangga.
Baca Juga: 20 Persen Proses KPR Beralih ke Bale by BTN, Pembayaran jadi Makin Efisien
“Kebanyakan sih mata uang Timur Tengah ya, dan beberapa mata uang Ringgit ada juga yang dari Taiwan karena mungkin transfer dari anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan hal serupa, di Bulan Ramadan kali ini tren penukanan mata uang asing turun dibandingkan dengan hari biasa.
“Turun juga sih sekitar 10 persen, dan lebih sedikit dibanding dengan Ramadan atau bulan haji sebelumnya,” kata Asep.***



















