BANTENRAYA.COM – Pancasila sebagai ideologi dipercaya sebagai ideologi yang sempurna karena mampu merekatkan bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila paling cocok diterapkan pada bangsa dengan suku beragam.
Kepala Kesbangpol Kota Serang Akhmad Benbela mengatakan, sudah banyak ideologi lahir dan kemudian hilang dimakan zaman.
Namun Pancasila sampai saat ini masih tetap bertahan dan mampu merekatkan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Polres Cilegon Amankan Satwa Dilindungi, Ada Lutung, Burung Poksay Jambul hingga Nuri Sayap Hitam
“Tidak ada ideologi yang mampu menghancurkan Pancasila,” katanya saat Sosialisasi Pendidikan, Penguatan Wawasan Kebangsaan “Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa” yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Serang di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Kamis, 23 September 2021.
Benbela mengatakan, ada beberapa ideologi yang lahir seperti sosialisme, komunisme, dan lain-lain.
Namun, ideologi itu kemudian hilang tidak lagi dipakai karena tidak terbukti memberikan manfaat bagi semua pihak.
Baca Juga: Dewan Desak Tambak Udang di Carita Ditutup Permanen, Satpol PP Pandeglang Masih Beralasan
Sementara Pancasila, karena terbukti memberikan kebaikan bagi semua orang maka bisa bertahan.
Menurut Benbela, Pancasila dapat digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk beberapa kepentingan.
Pancasila digunakan sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pemersatu bangsa, dan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Baca Juga: Striker Persita Sirvi Arvani Perkuat Rans FC di Liga 2
“Dalam Pancasila telah tertuang cita-cita, ide-ide, gagasan-gagasan yang ingin dicapai bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa,” kata Benbela.
Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbang dan Politik Provinsi Banten Fathurrahman mengatakan, bangsa Indonesia memiliki dasar negara yang digali dari nilai-nilai luhur bangsanya sendiri.
Nilai-nilai luhur bangsa yang dimaksud merupakan nilai-nilai yang pernah berkembang pada masa-masa kerajaan di Nusantara.
Baca Juga: Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba
Dalam perkembangannya Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekira 227 juta jiwa atau 87,2 persen dari penduduk Indonesia.
Ini juga menjadikan Indonesia memiliki jumlah masjid terbanyak serta penyumbang jamaah haji terbesar di dunia.
Akan tetapi nilai-nilai luhur kehidupan Bangsa Indonesia di zaman modern seperti sekarang ini, sudah mulai pudar.
Pudarnya nilai-nilai tersebut akibat pengaruh budaya asing dan pesatnya perkembangan teknologi informasi begitu tidak terbendung yang bedampak pada perubahan perilaku atas nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab.
Akademisi Untirta Aceng Asnawi mengatakan, peningkatan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia merupakan sebuah hal yang penting untuk dilakukan.
Mengingat saat ini banyak dari nilai-nilai budaya barat yang tidak sesuai dengan kepribadian asli bangsa Indoensia telah banyak merasuki pemikiran bangsa Indonesia.
Baca Juga: Tak Terima Diselingkuhi, Suami Bunuh Pacar Simpanan Istri
Pengamalan nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung di dalam Pancasila sangatlah perlu dilakukan, karena Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan sebagi pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk membendung masuknya nilai-nilai budaya barat yang mulai merasuki pikiran para generasi muda.
Salah satunya adalah dengan melakukan penanaman kembali nilai-nilai moral dan akhlak agama kepada generasi muda dengan meningkatkan nilai nilai luhur bangsa Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Banten Bidik Juara Umum Kejuaraan IBA MMA
Perwira Penghubung Kodim 06/ 02 Serang Asep Sodikin mengatakan, globalisasi memang tidak bisa dibendung dan tidak bisa mengabaikannya.
Menurutnya tidak masalah ikut arus globalisasi namun yang terpenting benteng kesatuan bangsa tetap terjaga. ***