BANTENRAYA.COM – Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington, Kamis 10 Maret 2022.
Erdogan menyampaikan kepada Joe Biden bahwa sangat penting bagi Ankara mempertahankan terjadinya dialog antara Ukraina dan Rusia untuk mencegah konflik yang semakin memburuk.
Dikutip Bantenraya.com dari Reuters, Erdogan juga mengatakan kepada Joe Biden jika peran fasilitator Turki terus mencoba menemukan solusi atas konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Link Download Aplikasi Alight Motion Pro Versi 4.0.4 Gratis, Tersedia untuk Android dan iOS
Lebih lanjut Erdogan menyatakan, Turki sebagai anggota NATO yang berbagi perbatasan laut dengan Rusia dan Ukraina di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan kedua negara tersebut.
Ia menyebut, bahwa telah terjadi pertemuan antara kedua negara yang berkonflik di Turki.
“Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba bertemu di provinsi Antalya selatan Turki di bawah naungan Ankara,” ucap Erdogan.
Baca Juga: Tewas Ditembak Densus 88, Tagar PrayForDokterSunardi Menggema Di Twitter
Tetapi pertemuan yang dilakukan antara kedua belah pihak sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina tidak membuat kemajuan nyata menuju gencatan senjata.
“Itu juga tidak mencapai solusi untuk koridor kemanusiaan untuk Pelabuhan Mariupol, Ukraina Selatan,” pungkas Erdogan.
Dalam panggilan telepon dengan Biden, Erdogan mengungkapkan, mengatur pertemuan antara Lavrov dan Kuleba itu sendiri merupakan kemenangan diplomatik.
Ia menuturkan, pertemuan Kuleba dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu bukan hal yang mudah.
Seperti diketahui, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina pada Kamis 10 Maret 2022 tidak membuat kemajuan nyata menuju gencatan senjata dalam konflik dua minggu di pelabuhan selatan Ukraina Mariupol dalam koridor kemanusiaan.
Perwakilan dari Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Ia telah mengupayakan gencatan senjata 24 jam di seluruh zona pertempuran serta pembukaan koridor Mariupol saat menggelar pembicaraan terjadi.
Baca Juga: 11 Nama Lain dari Bulan Ramadhan Lengkap Beserta Artinya, Sudah Pada Tahu?
“Tetapi rekannya dari Rusia Sergei Lavrov tidak berkomitmen untuk keduanya,” ungkap Dmytro Kuleba.
Lavrov dikatakan mengingatkan Kuleba bahwa Moskow telah mengajukan proposal ke Kyiv, dan ingin melihat apa yang dia sebut sebagai Ukraina yang bersahabat dan demiliterisasi.
Pertemuan di resor Turki selatan, Antalya tersebut adalah kontak tingkat tertinggi antara kedua belah pihak sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Baca Juga: Kim Jong Un Bakal Luncurkan Satelit Pengintai untuk Pantau AS dan Sekutu
Pertemuan dari kedua perwakilan negara yang berkonflik berlangsung kurang dari satu setengah jam. ***