BANTENRAYA.COM – Memasuki bulan ketujuh beroperasi, Gibuku Kacamata semakin dikenal masyarakat Cilegon dan Serang.
Owner Gibuku Kacamata Aziz Askaputra membagikan pengalaman saat mendirikan usahanya di tengah pandemi Covid-19.
Gibuku Kacamata mulai beroperasi pada tanggal 15 Juni 2021 saat pandemi Covid-19 di Provinsi Banten bergerak menuju puncaknya.
Baca Juga: Jangan Sampai Tak Kenal, Dinsos Banten Perkenalkan Pahlawan Nasional Asal Banten
Apa kira-kira yang membuat Aziz yakin membuka usahanya dan dapat melewati fase tersebut?
Aziz menyadari bahwa kacamata adalah kebutuhan yang tak terelakan bagi sebagian orang.
Apalagi saat ini masyarakat dituntut untuk berinteraksi menggunakan gadget jauh lebih intens.
Baca Juga: Isi Kekosongan KBM Pasca Ujian, SMAN 1 Cikande Gelar Classmeeting dengan Kegiatan Ini
Sehingga sebagian dari mereka membutuhkan proteksi tambahan terhadap sinar biru yang dihasilkan.
Berdasarkan pengamatannya, Aziz melihat banyak masyarakat yang sebenarnya membutuhkan kacamata, namun tidak memiliki kesempatan memiliki kacamata dikarenakan beberapa hal, salah satunya adalah stigma bahwa kacamata adalah barang yang mahal.
Menurutnya, hal tersebutlah yang menyebabkan banyak masyarakat takut masuk ke toko kacamata.
Baca Juga: Masih Terdampak Pandemi, Pengunjung Objek Wisata TNUK Pandeglang Menurun
Oleh karena itu, dirinya berfokus untuk menyediakan kacamata berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau dikantong.
“Sejak awal beroperasi, Gibuku Kacamata ingin menghapuskan kesan bahwa kacamata adalah barang yang mahal. Dengan adanya paket Rp150.000, frame plus lensa bergaransi, kami ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kacamata berkualitas dengan harga terjangkau,” jelasnya.
Spirit kontribusi itulah yang membuatnya yakin bahwa Gibuku dapat survive melawan ganasnya pandemi Covid-19 ketika itu.
Baca Juga: Bupati Serang Temui Korban Erupsi Gunung Semeru, Salurkan Bantuan ASN Pemkab Serang
Ia menuturkan, semangat tersebut sesuai dengan kata Gibu yang dalam bahasa Korea artinya kontribusi.
“Bagi sebagian orang, kacamata begitu berarti. Tanpa kacamata orang-orang tersebut tidak dapat beraktivitas sebagaimana mestinya. Tentu, hanya kacamata dengan harga mahasiswa yang dapat dijangkau masyarakat di tengah situasi yang serba sulit ini. Disinilah kami mengambil peran,” tutup Aziz.***