BANTENRAYA.COM – Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Leuwilimus, Cikande, Kabupaten Serang, mengoptimalkan modal dengan budi daya ikan nila dengan menggunakan sistem bioflok, yang berpotensi panen dengan hasil 2 ton.
Ketua Bumdes Suber Urip Desa Leuwilimus, Kabupaten Serang, M Yusuf mengatakan, budidaya ikan dengan sistem bioflok dipilih karena keterbatasan lahan, sehingga sulit untuk membuat kolam yang terbuat dari tanah.
“Kalau dari hitungan kami, dalam waktu tiga bulan ini bisa panen ikan nila 2 sampai 3 ton. Dan memang, faktor resiko dengan biofok ini lebih minim untuk budidayadi Kabupaten Serang,” kata Yusuf kepada Bantenraya.com, Rabu 10 Desember 2025.
Dengan besaran anggaran Rp180 juta yang digelontorkan oleh pemerintah desa untuk membuat area bioflok di Kabupaten Serang ini, pihaknya juga mengupayakan agar masyarakat Desa Leuwilimus terlibat dari mulai hulu sampai ke hilir.
BACA JUGA : Dishub Kabupaten Serang Siagakan 90 Personel dan 11 Pos Lalu Lintas Saat Nataru
“Kami siapkan semua dari hulu sampai ke hilir, sehingga bisa mendorong perekonomian masyarakat Kabupaten Serang. Berdasarkan perhitungan kami dana modal ini bisa kembali dalam kurun waktu 3 tahun, dengan skema 3 bulan sekali panen,” paparnya.
Secara rinci, BUMDes Leuwilimus Kabupaten Serang,juga tengah menyiapkan jaringan penjualan ikan agar hasil panen dapat terserap secara optimal.
“Kami menyasar semua masyarakat terutama yang punya penghasilan rendah boleh ambil ikan dulu, kemudian dijual dan baru setoran, tentu dengan harga yang kompetitif,” cakapnya.
Dari sisi produksi, area bioflok ikan nila juga akan dibuat seperti sentra pembelian ikan nila segar, edukasi bioflok bagi pelajar, serta menggandeng perusahaan pabrik pakan seperti PT Cargill.
“Kita sudah komunikasi, semua proses diawasi dengan baik. Termasuk, optimalisasi dengan perusahaan pakan juga akan kita jalin sehingga ekosistem di hulu bisa optimal,” terang Yusuf.
BACA JUGA : Siaga Momen Libur Nataru, BPBD Kabupaten Serang Siagakan Personel hingga Tingkat Desa
Sementara itu, Kepala Desa Leuwilimus,Kabupaten Serang Karmawan menambahkan, dana yang dikucurkan harus dikelola dikelola dengan baik karena sifatnya bukan dana hibah,
“Tunjannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di pedesaan, jadi harus bisa balik modal lagi,” ujarnya.
Berdasarkan program ketahanan pangan yang sudah berjalan sebelumnya, di Desa Leuwilimus kini sudah berjalan cukup baik. Misalnya ternak lele, ternak kambing, dan pertanian jagung.
“Untuk ternak kambing saja ini sudah 20 ekor meski baru satu tahun, mudah-mudahan semua sektor ini bisa dikembangkan kedepan dan dikawal dengan baik,” kata Karmawan.(***)



















