BANTENRAYA.COM – Penderita depresi atau krisis gangguan kesehatan mental di Kota Serang melonjak hampir dua kali lipat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Serang dari Januari-Oktober 2024 tercatat ada 303 kasus.
Angka tersebut melonjak hampir dua kali lipat bila dibandingkan sepanjang tahun 2023 yang tercatat sebanyak 170 kasus.
Baca Juga: Selamat! Wiwi Yanti Pimpin Kadin Kabupaten Serang 2024-2029
Kepala Bidang atau Kabid Kesehatan Dinkes Kota Serang Ratu Ani mengatakan, ratusan penderita depresi itu disebabkan banyak faktor.
“Banyak faktor. Detailnya di Puskesmas yang lebih mengetahui, karena detail catatan pasien ada di Puskesmas,” ujar Ani, kepada Bantenraya.com, Senin 11 November 2024.
Ia mengaku dari ratusan penderita depresi itu tidak ada yang disebabkan karena faktor judi online atau judol.
Baca Juga: Musim Pancaroba, Pemprov Banten Imbau Masyarakat Untuk Waspada Bencana
“Kalau faktor karena judi online atau terdeteksi karena judol tidak ada,” ucap dia.
Ani menjelaskan, penderita depresi tidak hanya menimpa pada kalangan orang dewasa saja, akan tetapi juga menerjang kalangan remaja.
“Rentang usia penderita depresi itu usia 15-59 tahun,” katanya.
Baca Juga: CMSE 2024 Aku Investor Indonesia Menyala! 43 Ribu Pengunjung Menyerbu
Meski demikian, kata dia, penderita depresi bisa disembuhkan dengan cara pengobatan. Semakin cepat ditangani, maka semakin besar kemungkinan sembuhnya.
“Penangannya jangan sungkan untuk berobat ke puskesmas. Biasanya dokter akan meresepkan obat dan melakukan konseling. Jika terdapat indikasi untuk rujuk atau percobaan bunuh diri, maka akan dirujuk ke psikiater di tingkat lebih lanjut. Jika tidak cukup rawat jalan di Puskesmas,” jelas Ani.
Ani menegaskan, penderita depresi bisa pulih kembali 100 persen tergantung dari komitmen pasien dan keluarganya.
Baca Juga: Hendak Transaksi Narkoba, Sopir Travel di Kota Serang Malah ‘COD’ dengan Polisi
“Untuk tingkat kepulihan tergantung dari komitmen pasien dan keluarga untuk mendapatkan pengobatan,” terangnya.
“Namun secara umum depresi masih sangat mungkin untuk bisa pulih dengan penanganan yang tepat,” tandasnya.***