BANTENRAYA.COM – Rizki Juniansyah atlet angkat besi (weight lifting) Banten sukses mempersembahkan medali emas kelas 73 kilogram (kg) pada PON XX Papua yang dihelat di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Jayapura.
Rizki berhasil mengangkat snacth 152 kg sedangkan untuk clean and jerk 191. Total angkatan yang diraih 343 kg.
Rizki sukses meraih emas pertama dalam debutnya di PON.
Baca Juga: Pembangunan Betonisasi Jalan Nasional di Kota Serang Diprotes Warga
Pencapaian impresif alumni SMK Bina Warga Pandeglang ini menambah koleksi gelar juara yang sebelumnya telah disandang. Beberapa prestasi Rizki yaitu:
1. Juara dunia di Tashkent Uzbekistan 2020
2. Juara dunia di Tashkent Uzbekistan 2021
3. Medali perak Korsel Asian youth dan junior 2019 weight lifting Champions
4. Kejurnas angkat besi antar PPLP Lampung 2019
5. Popnas 2019 di Jakarta medali emas
6. Medali emas Kejurnas PPLP
7. Medali emas Popda 2018 di Kabupaten Tangerang
8. Medali emas Porprov V Banten di Kabupaten Tangerang
Baca Juga: Kepala Daerah Hanya Menjabat Dua Tiga Tahun, Reformasi Birokrasi Berpotensi Alami Stagnasi
Prestasi cemerlang yang ditorehkan Rizki seperti warisan sekaligus menjaga tradisi juara keluarganya.
Atlet asal Kota Serang ini miliki DNA (deoxyribo nucleic acid) juara karena lahir dari keluarga atlet berprestasi yang ditempa di Sasana Buldog Gym di Komplek RSS Pemda A2 Nomor 4, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, milik ayahnya, Mohamad Yasin.
Mohamad Yasin merupakan mantan atlet nasional yang sukses mendulang prestasi di kancah internasional Sea Games sejak 1983 hingga 1993.
Baca Juga: Lebak Masuk PPKM Level 3, Kunjungan ke Kawasan Adat Baduy Turut Ditutup
Sementara ibunya, Yeni Rohaeni mantan atlet angkat berat andalan Kota Serang yang berjaya di Porprov I Banten medali emas kelas 56 kilogram, Porprov II Banten di Kota Cilegon empat emas kelas 58 kg, Porprov III Banten 2010 di Kabupaten Lebak 2 medali emas angkat berat kelas 63 kg. Medali emas kelas 56 kg Porprov IV Banten Kota Serang, dan Porprov Banten V di Kabupaten Tangerang perunggu 2018 angkat berat kelas 63 kg.
Kemudian, Kakak pertama Rizki, Randy Maulida Yasin pun seorang atlet angkat berat (heavy lifting). Randy atlet juara Porprov I Banten di Kota Serang, Porprov II Banten di Kota Cilegon, Porprov III Banten di Kabupaten Lebak, Porprov IV Banten di Kota Serang dan Porprov V Banten 2018 di Kabupaten Tangerang, dan medali perunggu Kejurnas Yogyakarta.
Prestasi yang diukir Rizki ini mengikuti jejak dua kakak keduanya, Riska Anjani Yasin dan kakak iparnya Triyatno. Riska merupakan peraih medali emas PON 2012 di Riau kelas +75 kg pecahkan rekor PON dan Nasional.
Baca Juga: Syarat Doa Cepat Dikabulkan Allah Menurut Ustad Adi Hidayat
Sedangkan prestasi Triyatno lebih spektakuler, yakni medali emas PON 2008 di Kaltim, medali emas PON Riau 2012, medali perak Olimpiade London 2012 kelas 69 kg, medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 kelas 62 kg, medali emas SEA Games 2007 (Thailand) kelas 62 kg.
Yeni Rohaeni mengatakan, bakat Rizki sudah terlihat sejak usia sekolah dasar (SD). “Dari usia SD sudah mulai ikut iseng-iseng latihan,” ujar Yeni, ditemui di kediamannya di Perumahan RSS Pemda, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Sabtu 9 Oktober 2021.
Kendati tumbuh dan kembang di lingkungan keluarga lifter, Yeni mengaku tak memaksakan putra ketiganya tersebut harus mengikuti jejak kedua orang tua dan kedua kakaknya yang juga seorang lifter.
Baca Juga: Presiden Jokowi Umumkan Penerbangan Internasional di Bandara Ngurah Rai Bali Bakal Dibuka 14 Oktober
“Dia pengin sendiri. Waktu itu Rizki pengen balap motor, tapi Rizki milih sendiri pengen kayak Triyatno (kakak iparnya). Alasannya pengen tampil di Olimpiade London 2012. Triyatno kan meraih medali perak di London,” ungkap dia.
Kata Yeni, untuk berkarier di dunia olahraga harus fokus menggeluti satu cabang, agar bisa mempersembahkan prestasi.
“Pesan ayahnya kalau prestasi itu gak bisa cabang dua, akhirnya Rizki pilih angkat besi, sepeda motor trail hanya sebatas hobi aja,” tuturnya.
Yeni menyaksikan langsung laga putranya di youtube. Mengetahui putra bungsunya sukses menyumbangkan medali emas, Yeni mengaku terharu.
“Sedih terharu dan bangga,” ucap Yeni.
Ia mengungkapkan, kondisi Rizki belum fit 100 persen lantaran masih dalam proses pemulihan.
“Tadinya saya optimis cuman ada rasa khawatir karena Kiki (sapaan sayang) kurang fit. Tapi alhamdulilah Kiki bisa tampil maksimal dan meraih emas.
Baca Juga: Jadwal serta Lawan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2021
Kendati jarak terpisahkan ribuan kilometer, Yeni terus mensuport Rizki dan senantiasa mengingatkan untuk rajin berdoa dan tetap rendah hati.
“Sebisa bisa mungkin menyuruh Kiki banyak baca sholawat Nabi Muhammad semoga dimudahkan pada saat mengangkat bebannya. Dan Rizki selamat dan dijauhkan dari rintangan,” katanya.
Ia berharap karier Rizki sebagai lifter semakin memukau di level yang lebih tinggi, namun tetap rendah hati.
“Harapannya Kiki sukses dan jangan sombong harus rendah hati. Itu yang selalu saya pesan pada Kiki,” tutup Yeni. ***