BANTENRAYA.COM – Sungai Cimadur yang mengalir di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak diserbu ratusan ibu-ibu.
Dengan menggunakan kain sarung atau jarik untuk menutupi tubuh, mereka mandi secara bersamaan.
Tak hanya membersihkan tubuh, mereka turut membawa berbagai jenis peralatan rumah tangga.
Baca Juga: Jaga Suara Milenial dan Gen-Z, Rans Bakal Door to Door Kenalkan Visi-misi Airin-Ade
Rupanya, yang dilakukan ibu-ibu itu merupakan sebuah tradisi bernama ‘Neres’. Tradisi yang dilakukan dalam rangkaian seren taun dan hanya diikuti oleh kaum perempuan yang sudah menikah di Desa Citorek.
Tradisi tersebut mereka lakukan satu tahun sekali yang menyimbolkan rasa syukur pasca panen bumi.
“Neres istilahnya ya, syukuran habis panen (memanen hasil bumi) agar hasil panennya nanti membawa keberkahan dan harapan kami di tahun ini hasil panen melimpah dan subur,” kata salah satu perempuan yang mengikuti kegiatan Neres, Rukiah kepada Banten Raya kemarin.
Baca Juga: Gegara Gas LPG Bocor, Lima Bangunan Ruko di Anyer Ludes Terbakar
Bagi warga lokal, tradisi Neres tak hanya soal membersihkan diri. Dari tradisi tersebut tersimpan harapan agar panen yang mereka dapat melimpah dan dipenuhi berkah.
Sementara itu, alat-alat rumah tangga yang kebanyakan merupakan alat masak dan makan yang dibersihkan sendiri setelahnya akan digunakan untuk kegiatan berikutnya, yakni warga akan saling bertukar makanan yang berasal dari hasil panen.
Dan peralatan yang mereka bersihkan tersebut, akan digunakan untuk menyimpan makanannya.
Baca Juga: Agen BRILink Bukti Nyata Peran BRI Ciptakan Pemerataan Ekonomi yang Inklusif
Kepala Desa Citorek Kidul, Sumarta sendiri memperkirakan bahwa yang terlibat dalam tradisi satu tahun sekali itu diikuti hingga 300 ibu-ibu.
“Neres ini membersihkan badan alat rumah tangga secara kompak, agar benar-benar bersih sebelum alat tersebut dijadikan alat memasak dan menyimpan makan sebelum dibawa ke kesepuhan. Selanjutnya, setelah terkumpul makanan tersebut dibagi atau ditukar agar semua warga bisa mencicipi makanan sesama warga setempat,” paparnya.
Sumarta juga menuturkan, tradisi yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun itu bisa tetap eksis ialah karena tradisi Neres sudah melekat dan mendarah daging di warga Citorek Kidul.
Baca Juga: PT KSP Dukung Perda Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2021
Kemudian, tradisi ini juga akan terus terjaga sampai waktu lama karena terus ditanamkan kepada warga yang belum menikah.
“Kegiatan ini (Neres) dilakukan oleh para orang tua, nah anak-anaknya melihat dan itu akan jadi motivasi mereka untuk terus meneruskan budaya tersebut. Karena, ini adalah harta dan tahta serta budaya turun temurun,” imbuhnya.
“Harapan kami di kegiatan Serentan Taun ini, semuanya bisa menimbulkan keberkahan buat keluarga di kesepuhan Citorek kidul, dan ke depannya tradisi ini bisa terus terjaga dan tidak terkikis adat modernisasi,” tandasnya. ***

















