BANTENRAYA.COM – Sebagai lembaga pembinaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM, Rumah BUMN Serang menargetkan sebanyak 3.200 UMKM untuk menggunakan aplikasi Naksir UMKM, guna mengetahui klasifikasi dan tingkat kelas untuk melakukan perbaikan.
Koordinator Rumah BUMN Serang Bank BRI KC Serang Yudi Guntara mengatakan, sebagai salah satu langkah untuk menuju UMKM go digital aplikasi tersebut memberikan banyak manfaat yang bisa digunakan oleh para pelaku usaha.
“Artinya akan ada standarisasi UMKM berdasarkan kelas melalui skoring yang diinput oleh para pelaku UMKM, sehingga bisa mengetahui apa saja poin yang harus diperbaiki,” kata Yudi kepada Bantenraya.com, di Jalan Suara Pembaharuan Nomor 7, Sumur Pecung, Kota Serang, Senin 23 September 2024.
Adapun sosialisasi aplikasi tersebut, akan dilakukan secara bertahap. Sebab dari 3.200 UMKM binaan Rumah BUMN Serang baru ada 10 persen pelaku usaha yang aktif melakukan pembinaan dan pelatihan.
Baca Juga: Sempat Berjanji Tak Rekam Video Fetisisme, Wily Akui Adanya Permintaan Video Asusila di Komunitas
“Dan kita akan lakukan ini secara bertahap. Sebab banyak sekali manfaatnya, UMKM yang mampu memanfaatkan aplikasi ini akan mendapatkan pelatihan setiap hari yang disediakan tanpa biaya alias gratis, meskipun berada di luar Kota Serang,” jelasnya.
Hal tersebut diperkuat dengan masifnya pembinan yang dilakukan oleh para pelaku UMKM dengan 225 Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia dari berbagai peraturan ternama seperti, PTBA, Pertamina, SIG dan BRI.
“Termasuk kami dari Bank BRI memiliki 52 Rumah BUMN yang mampu mensup portpenilaian terkait UMKM sendiri, mengetahui status UMKM dari sisi branding, atau pemasaran,” imbuhnya.
Pengenalan aplikasi Naksir UMKM tersebut digagas oleh Kementerian BUMN dalam acara Master Trainer Bootcamp yang dilakukan dalam tiga bacth.
Baca Juga: Hasil Undian Nomor Urut Pasangan Calon Walikota Cilegon, Ini Makna Menurut Para Kandidat
“Jadi ini merupakan gagasan dari pak Erick Thohir yang memperkenalkan kurikulum dalam bentuk digital melalui aplikasi tersebut,” terang Yudi.
Yudi menekankan, bagi para pelaku UMKM untuk melakukan pengisian data terkait usaha yang dijalankan sesuai dengan kondisi sebenarnya, hal ini akan menjadi acuan untuk skema pelatihan yang akan didapat oleh para pelaku usaha.
“Jadi ada sekitar 30 pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur sesuai denga kondisi saat ini. Karena dari aplikasi tersebut akan melihat potensi dan kekurangan apa yang harus dilengkapi sejauh mana,” kata Yudi.***