BANTENRAYA.COM – Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten memiliki program bangun jalan desa sejahtera atau yang disingkat Bang Andra.
Dalam program Bang Andra, jalan desa di Kabupaten Pandeglang turut menjadi perhatian Pemprov Banten.
Gubernur Banten, Andra Soni membenarkan, program Bang Andra berfokus membenahi jalan-jalan desa di Provinsi Banten, diantaranya di Kabupaten Pandeglang.
Dengan harapan masyarakat desa mampu memiliki akses jalan yang layak.
Baca Juga: Sewakan Lahan ke ASDP Selama Lima Tahun, Pemkot Cilegon Kantongi Rp10 Miliar
“Bang Andra ini adalah program yang kita sampaikan dalam visi misi kita waktu kampanye. Apa itu Bang Andra? Bang Andra ini adalah cerminan atau cara kita mewujudkan asta cita keenam bapak Presiden Prabowo, yaitu membangun dari desa,” kata Andra, ditemui saat kunjungan kerja di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Senin, 21 April 2025.
Dijelaskannya, fokus utama program Bang Andra, yakni memerbaiki dan membangun jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat-pusat ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, sehingga akses warga terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi dapat meningkat.
“Jika jalan desanya di bangun, maka desanya akan produktif. Jika desa produktif, maka masyarakatnya akan sejahtera,” jelasnya.
Politisi Gerindra ini berharap, program tersebut dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas.
Baca Juga: Masuk Program 100 Hari Walikota, Dindikbud Cilegon Berhasil Petakan Kondisi Sarpras Sekolah Negeri
“Program ini juga dalam rangka untuk menyelesaikan masalah konektivitas, penanganan stunting, penanganan kemiskinan, penanganan masalah kesehatan serta pendidikan,” harapnya.
Gubernur menerangkan, daerah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Serang masih memiliki keterbatasan fiskal dalam membangun jalan, sehingga akan menjadi perhatian Pemprov Banten sebagai upaya dalam menunjang konektivitas dan pendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Nah problem kita khususnya di daerah-daerah yang fiskalnya rendah adalah konektivitas, kemudian kualitas infrastruktur,” ujarnya.***
 
			















