BANTENRAYA.COM – Harga bawang merah di Desa Toyomerto, Kecamatan Kramatwatu naik signifikan dari Rp12.000 per kilogram menjadi Rp20.000 per kilogram.
Naiknya harga bawang merah tersebut memberikan keuntungan bagi petani hingga ratusan juta.
Petani bawang merah Rasito mengatakan, pada Juli lalu harga bawang hanya Rp12.000 per kilogram sehingga para petani menahan bawang merahnya untuk dijual.
“Sekarang harganya sudah mulai naik jadi Rp18.000 sampai Rp20.000 per kilogram. Kalau harga di pasar sudah Rp30.000 per kilogram,” ujarnya saat ditemui disela-sela panen, Kamis 19 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, biasanya harga bawang merah naik karena disebabkan adanya curah hujan yang tinggi sehingga banyak petani yang tidak panen karena takut gagal panen.
“Harga bawang mahal disebabkan oleh iklim, misalnya kondisi bawang di pertanian mulai habis dan gagal panen. Kemungkinan kalau di Desember harganya naik lagi,” katanya.
Baca Juga: Pemprov Targetkan 180 Miliar dari Program Pemutihan Pajak
Rasito mengaku, saat harga bawang merah anjlok pihaknya sempat menahan hasil panenya sebaanyak 13 ton yang sekarang mulai sudah dijual setelah harganya mulai stabil.
“Sebagain buat bibit dan sebagian dipesan sama orang dinas 7 ton. Waktu tanam dulu luasnya 12 hektare,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, omset yang di dapat dari hasil menjual bawang merah tersebut mencapai ratusan juta rupiah dan sebagian keuntungan tersebut untuk biaya penanaman.
“Omset yang saya dapat untuk ukuran empat hektare lahan saja Rp200 juta lebih. Kebetulan sekarang saya nanam lagi untuk hari pertama dan ada dua hektare, insya Allah Desember nanti tanam lagi dua hektare,” paparnya.
Salah satu pekerja petani bawang Rusli mengatakan, saat ini bawang juga sudah kering karena ditahan selama tiga bulan.
Baca Juga: BKD Sebut Honorer Yang Daftar PPPK Masih Sedikit
“Ini kan bawang sudah kering, dulu pas panen itu harganya hanya Rp10.000 per kilogram sekarang sudah naik. Sayangnya berat bawangnya yang awalnya 1 kilogram berkurang tiga ons,” ujarnya. (***)