BANTENRAYA.COM – Pemerintah Provinsi Banten mengalokasikan Rp698 miliar lebih untuk program stunting pada tahun 2024 ini. Saat ini terdapat 21.171 anak yang mengalami stunting di Provinsi Banten.
Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, pada bulan Juni 2024 pemerintah daerah diperintahkan melakukan intervensi secara serentak dalam penanganan stunting. Pada tahun 2024 ini penurunan angka stunting ditargetkan harus mencapai 14 persen. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2024 mengalokasikan anggaran Rp698 miliar lebih untuk pencegahan dan penanganan stunting.
“Pemerintah Provinsi Banten mengalokasikan anggaran Rp600 miliar lebih untuk mengatasi stunting,” kata Virgojanti saat pencanangan Gerakan Serentak Cegah dan Tanggulangi Stunting (Gertak Cetting) Provinsi Banten di Gedung Pramuka, Cikulur, Kota Serang, Selasa (11/6/2024).
Anggaran itu, kata Virgojanti, di antaranya dialokasikan untuk pemberian tablet penambah darah kepada 522.926 remaja putri dan 201.907 ibu hamil selama satu tahun, pemberian vitamin kepada 900 ibu hamil dan 3.397 balita, pemeriksaan komprehensif dan pemberian formula 100 kepada 981 balita.
Pemberian makanan tambahan pangan lokal kepada 3.397 balita dan 900 ibu hamil melalui Dapur PKK, pemberian makanan tambahan pangan kering kepada 16.975 balita stunting gizi baik dan 240 ibu hamil, serta melakukan monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan oleh kader Posyandu, PKK, Puskesmas, dan dinas kesehatan.
Pengalokasian anggaran ini sesuai dengan 10 Langkah Pasti penanganan stunting, terutama poin nomor 10, yaitu memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasilitas kesehatan.
Diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada 31 Desember 2023 lalu masih terdapat 21.171 anak yang mengalami stunting di Provinsi Banten. Mereka tersebar di 8 kabupaten kota yang ada di Provinsi Banten. Adapun rinciannya adalah di Kota Cilegon 1.797 anak, Kota Serang 882 anak, Kabupaten Serang 3.575 anak, Kabupaten Tangerang 3.636 anak, Kota Tangerang 4705 anak, Kota Tangsel 856 anak, Kabupaten Pandeglang 2.145 anak, dan Kabupaten Lebak 3.575 anak.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, Gerakan Serentak Cegah dan Tanggulangi Stunting ini merupakan agenda besar Pemerintah Provinsi Banten dalam mempersiapkan generasi Banten yang semakin kuat sekaligus juga untuk mempersiapkan Indonesia Emas tahun 2045. Program ini juga merupakan bagian dari agenda reformasi birokrasi tematik berdampak dan reformasi birokrasi.
“Tapi tidak hanya stunting tapi juga TBC,” katanya.
Al Muktabar mengatakan, Kita cek selama 3 bulan Gerakan Serentak Cegah dan Tanggulangi Stunting adalah replikasi dari program Dapur PKK yang pernah dibuat di Kabupaten Pandeglang dalam menangani stunting. Saat itu, dia mengklaim keberhasilan program Dapur PKK sebesar 90 persen dalam menangani stunting di Pandeglang.
“Bahkan saat itu ada anak yang sampai obesitas (karena kelebihan gizi-red),” katanya.
Setelah program digulirkan, maka tiga bulan setelahnya akan dievaluasi bagaimana keberhasilan dari program ini. Al Muktabar yakin, dengan pengalaman di Pandeglang, program ini akan berhasil menurunkan angka stunting dan bisa mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Baca Juga: Pembunuh Pasangan Sejenis Divonis 14 Tahun Penjara
Ketua DPRD Provinsi Banten Andra Soni mengapresiasi inovasi yang dilakukan Pj Gubernur Banten Al Muktabar dalam penanganan dan pencegahan stunting. Meski demikian, dia berpesan agar literasi pengetahuan stunting ke masyarakat dapat ditingkatkan.
“Selamat kepada Pj Gubernur Banten atas pencanangan Gerakan Serentak Cegah dan Tanggulangi Stunting. Apresiasi atas upaya ini. Saya meyakini upaya ini akan berhasil,” ucapnya. (***)