BANTENRAYA.COM – Kawasan Ujung Kulon merupakan tempat habitat Badak Jawa bercula satu. Kawasan Ujung Kulon berada di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Zona inti kawasan Ujung Kulon untuk daratan Semenanjung Ujung Kulon seluas 17.517,55 hektare, dan Gunung Honje 3.261,17 hektare.
Zona inti perairan laut meliputi 906,27 hektare terletak di perairan Semenanjung Ujung Kulon yaitu mulai dari Legon Ramea sampai dengan Tanjung Sang Hyang Sirah dan dari Tanjung Cangkuang sampai dengan Muara Cibunar.
Untuk wilayah pulau Panaitan, zona inti perairan laut seluas 554,05 hektare yang terletak di perairan Tanjung Parat sampai dengan Teluk Lentah atau Cilentah, serta perairan mualai Legon Karangjajar sampai dengan Tanjung Karangjajar.
Zona rimba Ujung Kulon terletak di Gunung Honje seluas 8.739,86 hektare, Semenanjung Ujung Kulon, dan sekitarnya seluas 14.837,85 hektare, dan Pulau Panaitan seluas 11.050,99 hektare.
Baca Juga: Full Senyum, Ini 12 Caleg Petahana Berhasil Pertahankan Kursi Empuk di DPRD Cilegon
Berikut zona pemanfaatan Ujung Kulon daratan dan lautan :
Zona Pemanfaatan daratan terletak di Pulau Panaitan, Legon Kadam, Legon Bajo dan Legon Butun, Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang Pulau Handeuleum, dan wilayah Gunung Honje.
Sedangkan Untuk zona pemanfaatan wilayah perairan laut terletak di perairan Pulau Panaitan Legon Kadam.
Zona perlindungan bahari terletak di perairan sekitar Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan.
Termasuk Badak Jawa. Baru-baru ini petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau TNUK melakukan pengumpulan kotoran badak jawa.
Salah satunya adalah untuk mengetahui DNA Badak Jawa. Dengan demikian petugas TNUK bisa mengidentifikasi individu badak jawa berdasarkan DNA.
Baca Juga: Ganjel To! Ini Daftar HP dengan Harga Rp 1 di Shopee 3.3 Promo Puncak, ada iPhone 15 Pro Max Coy
Pengambilan sampel dilakukan untuk memperoleh jaringan epitel badak jawa yang terdapat pada kotoran.
Salah satu kegunaan sel epitel adalah sebagai sumber ekstraksi fragmen DNA.
Sampel yang diambil harus terbebas dari kontaminasi jaringan efitel lain di luar Badak Jawa.
Sehingga proses pengambilan kotoran dilakukan secara hati-hati dan menggunakan teknik khusus.
Selain mengambil sampel, juga dilakukan pencatatan data ukuran bulatan kotoran, jumlah bulatan kotoran, dan posisi ditemukannya.
Hal ini merupakan salah satu milestone upaya konservasi berbasis ilmiah pada Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
Data yang diperoleh sangat penting dalam upaya pengambilan kebijakan konservasi Badak Jawa yang berkelanjutan. ***
Badak Jawa Ujung Kulon. DOK Balai TNUK.