BANTENRAYA.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung ke dalam aliansi organisasi melayangkan protes dan tuntutan kepada Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten terkait pemerataan akses pendidikan dan pembangunan infrastruktur pada beberapa waktu yang lalu.
Para mahasiswa menyoroti adanya ketimpangan antara akses pendidikan di kota dan di plosok desa di Banten.
Mereka menilai, Pemprov Banten telah gagal dalam memberikan kemudahan akses pendidikan kepada masyarakat secara merata.
Bahkan, mereka juga menyebut bahwa kinerja Penjabat atau Pj Gubernur Banten Al Muktabar telah gagal dalam memimpin Provinsi Banten.
Baca Juga: Wakil Presiden Ma’ruf Amin Sebut Banten Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Syariah
Merespons hal tersebut, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, pihaknya mengakui bahwa masih terdapat gap antara ketersediaan sekolah dengan kemampuan daya tampung sekolah untuk menyerap minat para siswa baru di Banten.
“Kita akui bahwa, dalam setiap pelaksanaan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) itu kita selalu dihadapkan akan masalah. Karena memang ada keterbatasan antara minat masyarakat dan kemampuan daya tampung, makanya itu sedang kita ikhtiarkan,” kata Al Muktabar kepada wartwan, Minggu, 5 Mei 2024.
Al Muktabar menjelaskan, saat ini daya tampung siswa dengan ketersediaan sekolah yang ada di Banten hanya berkisar 40 persen.
Sehingga, pada akhirnya banyak siswa yang beralih ke sekolah-sekolah swasta.
Baca Juga: NasDem Bakal Putuskan 3 Nama Bakal Calon Walikota Serang, Roni Alfanto Singgung Visi Wahyu Nurjamil
Akan tetapi menurut Al Muktabar, keberadaan sekolah swasta juga bukan suatu ancaman ataupun masalah.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga turut mendukung agar pihak sekolah swasta bisa terus meningkatkan kualitasnya.
“Memang iya kita ada keterbatasan antara minat dan daya tampung. Saat ini katakanlah daya tampung sekolah yang ada di Banten ini sekitar 30-40 persen. Maka kan masih ada space 60 persen lagi. Maka itu yang sedang kita upayakan. Agar masyarakat mendapatkan akses pendidikan yang terjangkau,” jelasnya.
“Di luar itu, keberadaan sekolah-sekolah swasta juga tak kalah pentingnya. Karena ada banyak masyarakat yang memiliki prinsip-prinsip untuk memilih dunia pendidikannya di swasta. Maka tak ada masalah, kita memberikan pilihan kepada masyarakat, dan kita juga dorong agar swasta terus meningkatkan kualitasnya,” lanjutnya.
Al Muktabar juga menuturkan, untuk dapat meratakan akses pendidikan, pihaknya menargetkan adanya penambahan ruang kelas baru atau RKB untuk dapat memaksimalkan daya tampung di sekolah-sekolah yang ada di Banten.
Untuk itu, kata dia, dalam beberapa tahun ke depan Pemprov Banten memprioritaskan sektor pendidikan dalam segi penganggaran.
Hal itu sebagaimana telah dicanangkan dan ditetapkan dalam agenda Musyawarah Rencana Pembangunan atau Musrembang Provinsi Banten tahun 2025.
“Pada Musrembang 2025 kemarin, bidang pendidikan kita dorong untuk bagaimana mendekatkan layanan kepada masyarakat agar semakin terjangkau, salah satunya yang diupayakan itu melalui penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) di Unit Sekolah Baru (USB) dengan melengkapinya melalui Sarana Prasarana pendukung, dan peningkatan SDM (sumber daya manusia) yang berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan,” terangnya.
Baca Juga: Link Streaming Nonton Episode Spesial Queen of Tears Part 2: Miraculos Record zip Streaming di Sini!
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dindikbud Provinsi Banten Tabrani mengatakan, idealnya jika PPDB masih mengacu pada sistem zonasi, maka di setiap kecamatan setidaknya ada satu sekolah SMAN atau SMKN. Sehingga, setiap anak didik dapat tertampung dengan baik.
“Memang ya idealnya begitu (satu kecamatan satu sekolah), tapi itu kita akan penuhi secara bertahap. Makanya dalam perencanaan pembangunan daerah, bidang pendidikan ini kan menjadi prioritas. Artinya, anggaran yang dialokasikan itu cukup besar dan akan kita maksimalkan itu,” kata Tabrani.
“Mudah-mudahan kedepannya itu dapat terpenuhi secara bertahap,” imbuhnya.
Tabrani mengatakan, tahun ini pihaknya tidak melakukan pembangunan USB, namun menyelesaikan sejumlah pembangunan USB yang telah dilakukan sebelumnya dan mengentaskan sekolah filial atau yang sekolah-sekolah yang masih menumpang di sekolah lain.
Baca Juga: Azizan dan Yulli Jadi Kang Nong Kabupaten Serang Tahun 2024
“Untuk tahun ini tidak ada USB, kita hanya akan menyelesaikan USB yang sudah dibangun sebelumnya. Tapi, kita fokus juga untuk menghapus sekolah filial, atau sekolah yang kegiatan belajar mengajarnya itu masih menumpang di sekolah lain,” jelasnya.
“Dan Alhamdulillah, sepanjang tahun 2023 lalu, sudah ada 23 -ekolah filial yang kita selesaikan. Sekarang mereka sudah mempunyai gedung belajar dan praktek sendiri,” lanjutnya.
Tabrani mengungkapkan, sesuai dengan arahan Pj Gubernur Banten yang memprioritaskan sektor pendidikan pada tahun 2025, pihaknya berencana akan melakukan pembangunan 11 unit USB yang tersebar di seluruh wilayah Banten. 11 USB tersebut, kata Tabrani, terbagi atas lima unit untuk SMAN dan enam unit untuk SMKN.
“Sesuai arahan pak Gubernur, itu menjadi prioritas di tahun depan,” pungkasnya.***

















