BANTENRAYA.COM – Jumlah pengerajin gerabah di Desa Bumijaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang kian berkurang.
Industri rumahan sejak zaman Kesultanan Banten ini, perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat setempat.
Ketua Kelompok Usaha Bersama atau KUB Gerabah Kabupaten Serang sekaligus pengerajin Suhaimi mengatakan, ada yang lebih memilih bekerja sebagai karyawan pabrik, sebagian lainnya memilih bekerja di Pulau Dewata atau Provinsi Bali dengan potensi pasar yang menjanjikan.
“Mayoritas masyarakat di Desa Bumijaya adalah pengerajin gerabah, di tahun 2020 ada sebanyak 350 orang namun saat ini hanya ada sekitar 200 orang pengerajin saja,” kata Suhaimi kepada Bantenraya.com pada Kamis, 1 Februari 2024.
Baca Juga: Renjani Untirta Bangun Generasi Emas Sadar Pajak
Alasannya, lanjut Suhaimi, karena banyak pengerajin dari Desa Bumijaya yang pindah bekerja ke Provinsi Bali dengan membuat produk gerabah serupa.
“Karyawan saya saja sudah 2 orang yang memilih bekerja di Bali, karena pasar disana sangat menjanjikan, kalau dulu orang dari Bali, dari Australia, hingga Singapura beli disini,” terang Suhaimi.
Hal tersebut juga berdampak terhadap jumlah produksi kerajinan gerabah, biasanya para pengerajin mampu memproduksi hingga 250 ribu gerabah kuali kowi dalam satu bulan, kini hanya sekitar 50 ribu produk.
“Paling banyak juga 100 ribu produk, di kirim ke Jabodetabek ada juga yang dikirim ke Sumatera,” katanya.
Baca Juga: Nonton Flex X Cop Episode 3 dan 4 Sub Indo: Jadwal Tayang, Link Nonton, dan Spoiler
Meski demikian, pihaknya terus berupaya melestarikan warisan leluhur supaya tetap eskis meskipun zaman sudah mengalami banyak perubahan.
Salah satunya mengajak anak-anak untuk belajar membuat kerajinan.
“Disini setiap bulan kami rutin memberikan edukasi bagi pelajar dari mulai tingkat SD sampai SMA untuk belajar membuat gerabah, supaya mereka punya ketertarikan untuk mendalami kerajinan ini,” tutur Suhaimi.
Selain itu, pengerajin gerabah di Desa Bumijaya juga mendapat bantuan dari Bank Indonesia atau BI berupa alat pemanggang gerabah berbahan gas agar hasil kerajinan gerabah tidak banyak yang rusak atau cacat.
Baca Juga: Spoiler Knight Flower Episode 7 Sub Indo Lengkap dengan Jadwal Tayang
“Alhamdulillah dapat bantuan dari BI, kalau ditaksir biaya alat ini mencapai Rp 50 juta, selain lebih bagus hasilnya, prosesnya juga bisa lebih cepat,” papar Suhaimi.
Pihaknya berharap, peran pemerintah daerah maupun provinsi dapat memberikan akses pasar yang lebih luas supaya jumlah pengerjain tidak berkurang.
“Kalau pasarnya ada, otomatis pengerajin juga mau bekerja, bahkan puluhan pengerajin di Bali juga bisa kami tarik lagi kembali,” kata Suhaimi.
Sebagai informasi, gerabah di Desa Bumijaya merupakan Kerajinan kriya yang tetap mempertahankan ciri khas sejak zaman dulu, dengan tidak memberikan warna pada produk kerajinan.***















