BANTENRAYA.COM – Dalam dunia politik, perempuan sering kali dianggap hanya pelengkap.
Padahal, perempuan juga bisa menjadi agen perubahan di dunia politik.
“Seiring dengan perkembangan zaman, peran perempuan di dunia politik tak lagi hanya menjadi pengisi kuota 30 persen, tetapi kini telah menjadi motor perubahan dan penentu arah kebijakan publik,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga pada DP3AKKB Provinsi Banten Endang Purwatiningsih saat acara Diseminasi Peningkatan Partisipasi Perempuan Bidang Politik dengan tema ‘Peningkatan Kapasitas Perempuan Politik dalam Branding Personal dan Partai Menuju Pemilu 2029 (Social Media Handling)’ di Universitas Mangku Wiyata, Kota Cilegon pada Selasa, 15 Juli 2025.
Endang mengatakan, tantangan perempuan di politik tidak ringan, di tengah tuntutan profesionalisme, etika, dan pelayanan publik, perempuan juga dituntut untuk tampil percaya diri, komunikatif, adaptif terhadap media, dan melek digital.
Media sosial telah menjadi arena utama dalam membangun citra, menyampaikan aspirasi, dan menghubungkan diri dengan masyarakat.
Baca Juga: IIDI Siap Sinergi Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Cilegon
“Sayangnya, tidak semua politisi—terutama perempuan—memiliki kapasitas yang cukup dalam mengelola citra diri secara efektif di media sosial,” katanya.
Menurut Endang kegiatan ini bukan hanya pelatihan, namun menjadi bagian dari gerakan besar untuk menegaskan eksistensi, peran, dan kekuatan perempuan dalam ranah politik, khususnya menjelang Pemilu 2029 yang akan menjadi momentum penting bagi kematangan demokrasi Indonesia.
Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia atau KPPI Provinsi Banten Encop Sofia mengatakan, KPPI Provinsi Banten ingin memastikan perempuan memiliki literasi media sosial dan digitalisasi yang bermanfaat bagi mereka.
Apalagi, saat ini dunia digital sudah sangat luas jangkauannya sehingga perlu bagi Perempuan melakukan up grade pengetahuan tentang dunia digital, khususnya media sosial.
Baca Juga: DPRD Provinsi Banten Desak Oknum Guru SMA Negeri 4 Kota Serang yang Lecehkan Siswa Dipecat
“Kegiatan ini bagian dari upaya peningkatan kapasitas perempuan politik. Kami ingin menegaskan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap tetapi juga pejuang,” katanya.
Dengan menguasai pengelolaan media sosial, para perempuan bisa berbagi hal-hal positif dengan konten yang mereka buat.
Apalagi, bagi para perempuan yang memiliki keterbatasan dalam mengakses media massa mainstream yang tidak bisa dijangkau, baik secara finansoal maupun intelektual.
“Juga agar perempuan bisa menyuaran suara mereka. Kalau mereka memiliki keterbatasan pada media mainstream atau tidak percaya diri, maka media sosial bisa menjadi Solusi bagi mereka,” katanya.
Baca Juga: Soroti Serapan Anggaran Baru 33 Persen, DPRD Provinsi Banten: Ngapain Aja Selama Ini?
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, media sosial juga bisa menjadi alat perjuangan bagi perempaun untuk menyuarakan aspirasi, juga menjadi sarana kampanye bagi perempuan yang ingin maju sebagai caleg di Pemilu 2029 nanti.
Ratu Amalia Hayani, Anggota DPRD Provinsi Banten daerah pemilihan Kota Cilegon dari Fraksi Partai Golkar mengatakan, pemerintah sudah beri kesempatan kepada perempuan untuk bisa berkontribusi dalam bidang politik dengan adanya kuota 30 persen perempuan.
Perempuan sendiri bisa menempati posisi strategis di politik bila memiliki kapasitas.
Dia mencontohkan, ada sejumlah kepala daerah di Banten yang merupakan perempuan.
Baca Juga: Bukan Hanya Sampah, Andra Soni Melihat Hewan Ini saat Menyusuri Sungai Cibanten
“Ini menandakan, perempuan bisa mencapai karir politik paling puncak apabila mau meng-up grade diri,” kata Ratu Amalia.***

















